Panyabungan, StartNews – Isu adanya sekelompok orang yang menculik anak-anak untuk dijual organ tubuhnya sempat santer di Mandailing Natal (Madina). Kabar itu beredar masif di media sosial. Hampir tiap hari ada postingan mengenai penculikan anak. Hal ini pun menimbulkan kekhawatiran di kalangan orangtua dan guru.
Salah satunya para pengajar di SDN 116 Percontohan Panyabungan di Kompleks STAIN Madina. Maklum, sekolah dasar ini termasuk jauh dari keramaian kota. Meskipun ada mobil jemputan sekolah, tetapi tidak semua murid ikut angkutan antar-jemput. Banyak yang dijemput oleh keluarga atau orang lain.
Sebagai upaya mengantisipasi tidak terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan dan memastikan murid sampai rumah dengan selamat, pihak sekolah mengeluarkan imbauan agar yang menjemput peserta didik adalah orang yang dikenali.
Meskipun isu penculikan anak sudah reda, tapi kebijakan itu berjalan dengan sendirinya. Para orangtua atau keluarga simpang-siur menjemput peserta didik. Dari beberapa wawancara dengan wali murid, tak ada satu pun yang mengeluh. Mereka justru setuju dengan kebijakan itu.
Kepala SDN Percontohan Eva Mustika Roza mengatakan sebelumnya penjemputan peserta didik belum menjadi prioritas. Namun setelah isu itu muncul, pihak sekolah memperketat aturan penjemputan. “Tidak harus orangtua, tapi harus dikenali,” katanya, belum lama ini.
Eva mengatakan guru piket akan berdiri di pintu pagar untuk memastikan setiap anak dijemput oleh keluarga atau penjemputnya dikenali. Untuk yang naik becak, guru piket memastikan penarik becaknya orang yang familiar dan sering mangkal di daerah itu. “Dari Mangga Dua kadang anggotanya yang datang,” sebutnya.
Eva menuturkan keselamatan anak harus menjadi prioritas sekolah. Apalagi sempat beredar isu kelompok penculik anak telah masuk wilayah Dalan Lidang yang notabene dekat dengan SDN Percontohan. “Sekolah ini, kan di dalam. Jauh dari jalan protokol,” sebutnya.
Eva berharap proses penjemputan melibatkan keluarga atau orang dekat anak bisa terus dipertahankan keluarga peserta didik. Selain untuk keamanan anak, juga untuk membangun komunikasi yang lebih baik antara sekolah dan wali murid.
Beberapa waktu lalu, sempat beredar video dengan keterangan terjadi penculikan anak di salah satu TK di Kota Padangsidimpuan. Kabar itu kemudian dikonfirmasi Kasat Reskrim Polresta Padangsidimpuan AKP Maria Marpaung sebagai informasi tidak benar atau hoaks.
Reporter: Sir