Pentingnya Kompetensi Sosial Dimiliki Seorang Guru Profesional

Pentingnya Kompetensi Sosial Dimiliki Seorang Guru Profesional

Opini – Manusia adalah makhluk sosial (Homo Homini Socius) yang berarti manusia adalah teman bagi sesama manusia lainnya, istilah yang diperkenalkan oleh Seneca. Sebagai makhluk sosial, yang perlu diperhatikan adalah manusia secara hakiki dilahirkan selalu membutuhkan interaksi dengan orang lain untuk memenuhi kebutuhannya. Seseorang akan selalu berinteraksi dengan orang lain, dengan berbagai macam individu yang tentunya dengan pola kepribadian, keunikan, dan kekhasan masing-masing.

Pada praktiknya, seseorang tidak hanya dituntut bisa berinteraksi dengan orang lain saja, tetapi juga harus cerdas berinteraksi dengan orang lain. Kecerdasan itu oleh Goleman disebut sebagai kecerdasan sosial. Pakar psikologi pendidikan Gadner, menyebut kompetensi sosial itu sebagai social intellegence atau kecerdasan social, dan merupakan salah satu dari sembilan kecerdasan (logika, bahasa, musik, raga, ruang, pribadi, alam, dan kuliner) yang berhasil diidentifikasi oleh Gadner.

Pada hakikatnya setiap orang memiliki semua kecerdasan itu. Hanya saja, mungkin beberapa diantaranya menonjol, sedangkan yang lain biasa saja atau bahkan kurang atau tidak menonjol. Pada moment-moment tertentu, beberapa kecerdasan itu bekerja secara padu dan simultan ketika seseorang berpikir dan atau mengerjakan sesuatu.

Untuk konteks pendidikan dan pembelajaran, keberhasilan proses belajar peserta didik sangat ditentukan oleh kompetensi sosial guru. Hal ini karena guru adalah sebagai manajer pembelajaran, sekaligus juga sebagai fasilitator, bahkan banyak moment dalam proses tersebut guru adalah sebagai pusat inisiatif pembelajaran. Oleh karena itu, mau tidak mau guru harus senantiasa meningkatkan kompetensi sosialnya.

Tentu saja, peningkatan kompetensi sosial tersebut akan lebih sempurna lagi jika dibarengi dengan peningkatan tiga kompetensi guru lainnya; paedagogik, profesional, dan kepribadian. Karena sesungguhnya, keempat kompetensi tersebut saling melengkapi dan menyempurnakan antara satu dengan yang lain. Namun, pada tulisan kali ini penulis lebih memfokuskan pada bahasan tentang peningkatan kompetensi sosial guru dan kaitannya dengan peningkatan motivasi dan hasil belajar peserta didik.

Semua orang sepakat bahwa guru harus memiliki standar profesi dengan menguasai materi, strategi, metode dan teknik pembelajaran, serta yang lainnya agar bisa mengajar dengan baik, tetapi di sisi lain guru juga harus mampu memotivasi peserta didiknya untuk belajar bersungguh-sungguh dan terus mengembangkan potensi dirinya. Hal ini meniscayakan guru juga harus memiliki kompetensi sosial yang mumpuni agar bisa menjalankan fungsi keguruannya tersebut dengan baik.

Guru harus lebih intensif berinteraksi dan membangun komunikasi yang baik dengan peserta didiknya, agar bisa semakin dekat dan menimbulkan rasa nyaman bagi mereka. Suasana kelas dan kegiatan pembelajaran yang nyaman akan membuat peserta didik senang dan bersemangat untuk belajar. Berikan mereka ruang untuk merasa bahwa mereka akan bertemu dan melakukan kegiatan belajar seakan saudara atau keluarganya sendiri, tidak perlu ada ketakutan; takut tidak bisa, takut disalahkan, takut nilainya jelek, atau juga takut tidak dihargai, dan ketakutan-ketakutan lainnya.

Pengertian Kompetensi Sosial

Pada Pasal 28 ayat (3) butir d Standar Nasional Pendidikan, dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi sosial adalah kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan pesdik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orangtua/wali pesdik, dan masyarakat sekitar.

Seorang guru harus berupaya mengembangkan komunikasi dua arah secara berkelanjutan; komunikasi dengan pesdik juga dengan orangtua/wali pesdik. Dengan adanya komunikasi dua arah, pesdik dapat dipantau secara lebih baik dan intensif, sehingga diharapkan perkembangan potensi akademik, psikomotorik, serta afeksinya juga menjadi bisa lebih baik dan terarah.

Seberapa Penting Seorang Guru Harus Menguasai Kompetensi Sosial?

Psikolog terkenal Daniel Goleman menyatakan bahwa, kecerdasan intelektual hanya memberikan kontribusi 20% terhadap kesuksesan hidup seseorang. Sementara 80% yang lainnya ditentukan oleh faktor-faktor lain, diantaranya adalah kecerdasan emosional atau Emotional Quotient (EQ), kecerdasan spiritual atau Spritual Quotient (SQ), maupun kecerdasan sosial, dan seterusnya.

Guru memiliki peran sangat penting sebagai jembatan bagi peserta didik dalam meniti jalan menuju kesuksesannya. Karena itu, sekali lagi, sangat penting bagi guru untuk memiliki kompetensi sosial yang baik agar bisa menjadi penghantar bagi peserta didik menuju masa depan dan kesuksesannya.

Salah satu tantangan dalam proses pembelajaran yang memerlukan kompetensi sosial guru adalah masalah kesulitan belajar peserta didik. Idealnya, setiap peserta didik berhak memperoleh peluang untuk mencapai kinerja akademik yang memuaskan.

Namun kenyataannya, peserta didik memiliki perbedaan dalam hal kemampuan intelektual, kemampuan fisik, latar belakang keluarga, kebiasaan dan pendekatan belajar yang terkadang sangat mencolok antara seorang peserta didik dengan peserta didik lainnya. Disinilah kompetensi sosial guru benar-benar diuji, agar segala kendala yang dialami oleh para peserta didik tersebut dapat teratasi dengan adil, bijaksana, dan sebisa mungkin memuaskan semua pihak.

Indikasi seorang guru yang menguasai kompetensi sosial dengan baik juga akan terlihat saat proses pembelajaran, seperti; dalam berkomunikasi pembicaraannya enak didengar, tidak menyakitkan, santun dalam berbicara, sopan dalam bergaul dengan peserta didik, memudahkan dalam bekerjasama, penyabar, tidak mudah emosi atau mampu mengelola emosinya dengan baik, serta tidak mudah putus asa.

Seperti telah disinggung di awal, bahwa keempat kompetensi yang harus dikuasai oleh seorang guru adalah sebuah rangkaian yang dalam implementasinya tidak bisa terpisah antara satu dengan yang lain. Kompetensi profesional saling terkait dan saling mempengaruhi dengan kompetensi pedagogik, begitu juga kompetensi kepribadian dan sosial; saling mendukung dan melengkapi.

Sebagai individu yang mengabdikan dirinya untuk dunia pendidikan, guru harus memiliki kepribadian yang mencerminkan diri sebagai seorang pendidik. Ungkapan “guru” sebagai akronim dari yang digugu dan ditiru adalah sebagai gambarannya. Digugu; pesan-pesan yang disampaikan guru bisa dipercaya untuk dilaksanakan, kemudian pola hidupnya bisa ditiru atau diteladani.

Apabila ada nilai-nilai yang bertentangan dengan nilai yang dianutnya, seyogianya guru harus mampu menyikapinya dengan tepat sehingga tidak terjadi benturan antara nilai-nilai yang diyakini oleh guru dengan yang berlaku di masyarakat. Inilah hal lain yang memperlihatkan letak pentingnya penguasaan kompetensi sosial bagi seorang guru, selain agar terjalin interaksi yang baik dalam kegiatan pembelajaran dengan pesdik didik, juga agar terjalin interaksi dan komunikasi yang baik dengan orangtua dan masyarakat.

Menurut Prof. Dr. Dede Rosyada, MA –Guru Besar Ilmu Pendidikan Agama Islam-para guru dan calon guru harus memiliki banyak kompetensi sosial, untuk dilatihkan kepada para peserta didik, divisualisasikan dalam seluruh interaksi di sekolah, dan diimplementaskan dalam kehidupan profesi serta sosial mereka.

Berbagai kompetensi sosial yang seyogianya dilatihkan kepada peserta didik anatara lain: empati, motivasi yang kuat untuk memberi respon pada lingkungan, identitas diri yang positif, memahami orang lain, percaya diri, asertif, mengadopsi nilai-nilai positif, memahami budaya lingkungan, memberi kontribusi kepada lingkungannya, dermawan, menghargai perbedaan, etnik agama dan budaya, dan seterusnya.

Sejatinya, seorang guru harus mampu mentransformasikan berbagai kompetensi sosial yang dimilikinya kepada peserta didik. Berbagai cara dapat diupayakan, seperti mengemas kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik, suasananya nyaman, semua peserta didik diperlakukan sama, dan seterusnya. Pada skala yang lebih luas, pengondisian lingkungan sekolah termasuk kegiatan ekstra maupun ko-kurikuler peserta didik juga sangat penting, agar pembiasaan dalam pengembangan kompetensi sosial tersebut bisa dioptimalkan. Jika hal ini dilakukan secara konsisten dan berkesinambungan, karakter baik peserta didik akan terbentuk dengan baik juga.

Secara umum, ada dua karakteristik guru yang memiliki kompetensi sosial yang baik, yaitu: berkomunikasi secara santun dan bergaul secara efektif. Les Giblin dalam bukunya “The Art of Dealing with People” menyatakan, penyebab 90% orang gagal dalam kehidupan adalah kegagalan dalam membina hubungan baik dengan orang. Agar hubungan bisa berjalan dengan baik maka kemampuan berkomunikasi dengan baik dan santun adalah merupakan prasyaratnya. Kemudian, bergaul secara efektif mencakup pengembangan hubungan yang efektif dengan peserta didik dengan mengedepankan prinsip saling menghormati, serta saling asah, asih dan asuh.

Peran Guru di Masyarakat

Tidak bisa dipungkiri bahwa suksesnya pelaksanaan pendidikan itu tidak terlepas dari adanya hubungan yang baik dan saling mendukung antara pihak sekolah dengan orang tua/wali peserta didik serta masyarakat. Dalam jalinan hubungan tersebut, guru memiliki peran paling penting agar hubungan tersebut tetap terjalin baik, harmonis, dan saling mendukung. Karena itu, sangat penting untuk seorang guru memiliki kompetensi sosial yang baik agar dapat melakukan beberapa hal berikut ini:

Peran guru di masyarakat dalam kaitannya dengan kompetensi sosial dapat diuraikan sebagai berikut:

Pertama, guru sebagai petugas kemasyarakatan. Guru memegang peranan sebagai wakil masyarakat yang representatif sehingga jabatan guru sekaligus merupakan jabatan kemasyarakatan. Guru bertugas membina masyarakat agar mereka dapat berpartisipasi dalam setiap upaya peningkatan kehidupan bermasyarakat.

Kedua, guru sebagai teladan di masyarakat. Pada kedudukan ini, guru tidak lagi dipandang sebatas pengajar di kelas, tetapi diharapkan juga tampil sebagai pendidik dan teladan yang baik bagi masyarakat.

Ketiga, guru memiliki tanggung jawab sosial. Peran guru di sekolah tidak lagi sebatas memberikan pelajaran, tetapi harus memikul tanggung jawab yang lebih besar, yakni bekerjasama dengan pengelola pendidikan lainnya di lingkungan masyarakat. Untuk itu, guru juga harus lebih banyak melibatkan diri dalam kegiatan di luar sekolah.

Upaya Pengembangan Kompetensi Sosial Guru

Kompetensi sosial guru bukanlah sesuatu yang serta merta ada pada setiap guru, tanpa perlu pembinaan, pengembangan, latihan, dan pembiasaan. Agar kompetensi sosial ini bisa dimiliki dan dikuasi oleh seorang guru dengan baik maka jauh sebelumnya si guru bahkan mulai dari para calon guru sudah harus dibekali.

Pemerintah melalui kementerian terkait telah melakukan banyak diklat, workshop, seminar, dan sejenisnya. Tetapi, datanya menunjukkan bahwa diklat, seminar, dan seterusnya tersebut masih lebih sering berada pada dua kompetensi yang pertama saja; kompetensi paedagogik dan profesional. Sangat jarang ada diklat, seminar, dan seterusnya yang menyentuh upaya peningkatan kompetensi kepribadian dan sosial guru, padahal itu sangat penting untuk dikuasai oleh seorang guru “profesional” secara ajeg.

Penutup

Penguasaan kompetensi sosial bagi seorang guru adalah hal yang niscaya, karena itu diharapkan kepada pemerintah melalui kementerian terkait, maupun lembaga-lembaga nonpemerintah yang bergerak di bidang pendidikan agar lebih memperhatikan masalah tersebut. Kiranya peningkatan kompetensi sosial guru (disamping kompetensi kepribadian) bisa mendapat prioritas dalam berbagai diklat, seminar, workshop, dan

sejenisnya yang dilaksanakan oleh pemerintah maupun lembaga-lembaga non-pemerintah ke depannya.

Dengan demikian, harapan akan lahirnya guru-guru profesional yang berkepribadian baik dan menjadi teladan bagi pesdik dan masyarakat akan terwujud. Lalu, dari “tangan-tangan dingin” guru inilah nantinya akan lahir generasi penerus bangsa yang handal, berprestasi global, berakhlakul karimah, dan menjadi teladan bagi generasi berikutnya.

Oleh: Ridawati, MA

Penulis Guru Pendidikan Agama Islam pada SMA Negeri 21 Medan.

Komentar Anda

komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Scroll To Top
Request Lagu
Loading...