Panyabungan.StArtNews– Kisah perjuangan tokoh-tokoh pahlawan perintis kemerdekaan yang tertera di Tugu Perintis depan Mess Provsu, Pesanggarahan Kotanopan Kab. Mandailing Natal difilmkan.
“Hari ini akan mulai shooting ,” kata Askolani Nasution, Sabtu sore (21/10) yang merupakan sutradara dari film tersebut di Pondok Pesantren Subulussalam Sayurmaincat Kotanopan sebagai tempat salah satu shooting.
Film yang berjudul “ Dari Mandailing Ke Boven Digul” yang disutradarai budayawan Mandailing, Askolani Nasution ini menceritakan kisah para pahlawan asal Mandailing utamanya Kotanopan yang tertulis pada tugu perintis tersebut.
Film yang berlatar era tahun 1927 ini nantinya akan mengisahkan peristiwa mulai dari ditangkapnya beberapa tokoh pergerakan asal Mandailing di Pondok Pesantren Subulussalam, Kotanopan tanpa pemeriksaan oleh agen polisi kolonial (PID) hingga dibuang ke kamp tahanan politik tanah merah, Digul, Papua.
Pembuangan ini bersamaan dengan pembuangan ribuan tokoh pergerakan lainnya dari berbagai daerah di indonesia oleh Hindia Belanda.
Dikatakan Askolani, selama perjalanan hingga sampai ke pembuangan ke Tanah Merah, Digul, Papua, para tokoh-tokoh perintis kemerdekaan ini mengalami penderitaan dan berbagai tekanan dan perlakuan kasar, keganasan alam, kerja paksa, gangguan binatang buas, malaria hingga gangguan suku primitif.
“Ini kisah nyata, Kepahlawanan mereka ini sangat berperan dalam menggagas kemerdekaan Republik Indonsia,” katanya.
Disebutkannya, nama-nama para pahlawan ini hingga sekarang masih terpampang di Tugu Perintis Kotanopan dan sudah ditetapkan oleh Presiden sebagai pahlawan Perintis Kemerdakaan.
“Pembuatan film ini merupakan arahan Bupati Mandailing Natal, Drs.H Dahlan Hasan Nasution. Awalnya memang disarankan dalam bentuk drama saja, namun akhirnya dibuat dalam bentuk film,” sebut Askolani.
Sementara itu, pelatih peran, Ali Fikri Pulungan menyebutkan, dalam film ini nantinya akan melibatkan pemain sebanyak 23 orang dengan lokasi shooting di beberapa tempat yang meliputi wilayah Kotanopan, Tapian Siri-siri dan Tor Panatapan dan sebagainya.
“Pemainnya terdiri ketua TP.PKK Madina, Ny. Ika Desika Dahlan Hasan Nasution, siswa SMA 1 Panyabungan, santri Pondok Pesantren Subulussalam, anggota Satpol, dan personil dari Sanggar Jeges Art,” kata Fikri.
Reporter : Lokot Husda Lubis
Editor : Hanapi Lubis