Panyabungan, StartNews – Petugas Balai Taman Nasional Batang Gadis (TNBG) menerima penyerahan satwa jenis Siamang (Symphalangus syndactylus) dari masyarakat pada Rabu (26/1/2022). Satwa langka yang dilindungi ini berjenis kelamin jantan dalam keadaan sehat.
Menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P. 106/MENLHK/SETJEN/KUM-1/12/2018, Siamang (Symphalangus syndactylus) termasuk satwa yang dilindungi.
Dikutip dari laman tnbatanggadis.com pada Kamis (3/2/2022), Petugas TNBG langsung mengevakuasi dan menyerahkan Siamang kepada petugas Bidang Wilayah III Padang Sidimpuan, Balai Besar Konsevasi Sumber Daya Alam Sumatera Utara, untuk dilakukan perawatan dan tindakan selanjutnya.
“Terima kasih dan apresiasi kepada masyarakat yang telah memiliki kepedulian dan kesadaran terhadap satwa dilindungi. Semoga tetap lestari di habitatnya,” kata petugas TNBG.
Dikutip dari laman alamendah.org, Siamang (Symphalangus syndactylus) merupakan kera hitam berlengan panjang yang hidup di Sumatera dan semenanjung Malaysia. Dengan lengannya yang panjang, Siamang menjadi kera yang sangat tangkas di atas pohon. Hal ini membuat setiap predator kesulitan jika hendak menangkapnya. Sayangnya, ketangkasan Si Kera Hitam itu tidak menghindarkannya dari ancaman kepunahan lantaran perburuan yang dilakukan manusia dan deforestasi hutan.
Ciri utama Siamang adalah postur tubuhnya yang kurang tegak dengan lengan yang panjang. Selain itu, Siamang memiliki sebuah kantung di tenggorokan yang akan membesar ketika kera hitam ini mengeluarkan suara.
Primata ini tidak memiliki ekor. Tubuh Siamang ditumbuhi bulu berwarna hitam agak kecoklatan kecuali pada bagian muka, jari, telapak tangan, ketiak, dan telapak kaki. Siamang dewasa berukuran antara 75-90 cm dengan berat sekitar 8-16 kg. Rentang tangannya sangat panjang dan melebihi panjang tubuhnya, yakni mencapai 150 cm.
Siamang merupakan binatang herbivora yang memakan berbagai macam daun dan buah seperti mangga, buah ara, dan anggur. Siamang juga terkadang memakan serangga, telur, dan burung-burung kecil. Saat makan, mereka memegang makanan dengan satu tangan. Sedangkan tangan yang satunya bergantungan di pohon.
Dalam berpasangan, Siamang merupakan binatang yang setia. Kera berlengan panjang ini kawin dengan pasangannya seumur hidup. Mereka biasanya tinggal dalam kelompok-kelompok kecil. Anak Siamang biasanya dirawat oleh induk betina hingga disapih pada usia sekitar satu tahun. Setelah disapih, Siamang kecil akan dirawat dan dijaga oleh sang ayah hingga Siamang berusia sekitar 3-5 tahun ketika telah mampu berdikari dan membela diri.
Siamang berkomunikasi dengan sesamanya dengan suara. Uniknya, mereka mempunyai kantong di tenggorokan yang mampu membesar ketika Siamang mengeluarkan suara. Dengan bantuan kantong ini, suara Siamang mampu terdengar hingga sejauh 5 km.
Siamang hidup di Pulau Sumatera (Indonesia), Semenanjung Malaysia, dan Thailand. Primata bertangan panjang ini mendiami habitat berupa hutan tropis. Spesies primata ini sering ditemukan di daerah pada ketinggian di atas 300 mdpl, meskipun tidak jarang dijuampai pula di daerah dataran rendah.
Beberapa tempat yang diduga masih terdapat populasi siamang, antara lain Taman Nasional Bukit Barisan, Taman Nasional Batang Gadis, Taman Nasional Gunung Leuser, Taman Nasional Way Kambas, R Langkat Barat (Indonesia); Fraser Hill R, Gunong Besout Forest Reserve, Krau Wildlife Reserve, Suaka Margasatwa Ulu Gombak (Malaysia); Suaka Margasatwa Hala Bala (Thailand).
Ancaman utama populasi Siamang adalah deforestasi hutan, baik oleh perambahan hutan maupun oleh kebakaran hutan. Ancaman kedua adalah perburuan liar dan perdagangan satwa yang dilakukan oleh manusia. Justru ancaman populasi karena predator alami sangat kecil.
Reporter: Dbs/Sir