Panyabungan, StartNews – Ada gagasan segar dilontarkan Bupati Mandailing Natal (Madina) saat menghadiri pelantikan pengurus Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Kabupaten Madina periode 2021-2026) di Aula Hotel Rindang, Kecamatan Panyabungan, Kamis (15/9/2022).
“Ada ide, tapi ini baru sebatas usulan, bagaimana kalau nama Panyabungan, yang juga ibu kota kabupaten ini, diganti?” tanya Sukhairi saat didaulat memberi sambutan pada acara pelantikan pengurus SMSI itu.
Sukhairi menegaskan usulan mengganti nama Panyabungan itu baru kali pertama dia lontarkan ke publik, yang kebetulan di acara SMSI Madina yang mayoritas audiensnya kalangan wartawan.
Bahkan, Sukhairi sempat menanyakan respon beberapa pemimpin redaksi media online lokal yang menghadiri acara itu. Rata-rata pemred media online yang ditanyakan menganggukkan kepala. Ada juga yang mengangkat jempol tangan sebagai tanda setuju.
Lantas, kenapa tiba-tiba Sukhairi membicarakan gagasan mengganti nama Panyabungan?
Sukhairi kemudian mengungkap sejarah yang dituturkan secara turun-temurun tentang penabalan nama Panyabungan untuk wilayah yang kini menjadi ibu kota Kabupaten Madina ini.
Sukhairi bercerita, dulu di daerah Panyabungan Julu ada dua patung ayam yang sedang berlaga. Patung itu menandakan lokasi tersebut sebagai tempat menyabung (mengadu) ayam.
“Dalam bahasa Mandailing, pa itu artinya tempat. Misalnya, Pa-nggorengan (tempat menggoreng). Begitu juga Pa-nyabungan atau tempat menyabung,” tutur Sukhairi.
Menurut kader Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu, nama Panyabungan (tempat menyabung) membawa pengaruh buruk terhadap kondisi psikologis masyarakat Kabupaten Madina saat ini.
“Saat ini, yang terjadi tidak hanya ayam yang disabung (diadu) di Panyabungan ini. Orang pun sekarang sering diadu-domba. Mungkin nama Panyabungan ini sedikit banyak membawa pengaruh buruk untuk masyarakat kita,” katanya.
Mengganti nama suatu wilayah atau daerah, menurut Sukhairi, bukan hal yang tabu dan terlarang. Dia mencontohkan nama Batavia diganti menjadi Jakarta dan nama Deli diganti menjadi Medan.
Meski demikian, Sukhairi menekankan usulan mengganti nama Panyabungan itu masih membutuhkan kajian lebih mendalam serta melibatkan stakeholder dan masyarakat Madina pada umumnya.
“Ini baru sebatas usulan saja ya, dan baru tempat ini (acara SMSI) saya lontarkan,” kata Sukhairi kembali menegaskan. Dia berharap usulan tersebut tidak menjadi polemik di kalangan masyarakat.
Reporter: Saparuddin Siregar