Panyabungan, StartNews – Kondisi Aek Mata memprihatinkan. Aliran sungai yang membelah jantung kota Panyabungan, ibukota Kabupaten Mandailing Natal (Madina), ini tersumbat tumpukan sampah dan tumbuhan gulma. Sungai ini jadi cetek dari hulu hingga hilir, karena terjadi pedangkalan akibat endapan lumpur.
Namun, pada musim penghujan, Aek Mata biasanya ‘mengamuk’. Debit air yang membesar dan arus yang deras dari hulu akan melimpah hingga membanjir rumah-rumah penduduk di sepanjang bantaran sungai ini.
Itu sebabnya, warga meminta pemerintah mengeruk dan membersihkan Aek Mata pada musim kemarau saat ini guna mengantisipasi musibah banjir pada musim hujan nanti.
Warga khawatir Aek Mata akan ‘mengamuk’ saat musim hujan, karena alirannya tersumbat tumpukan sampah dan tumbuhan gulma, terutama di bendungan dan kolong jembatan Aek Mata.
Setiap musim hujan, pemukiman warga di sepanjang bantara Aek Mata kerap menjadi langganan banjir.
“Sungai ini kalau tidak dikeruk akan menjadi bencana bagi kami. Banjir pasti akan terjadi, karena kondisi sungai dangkal,” kata Sobir, warga Pasar Hilir, Kecamatan Panyabungan, Madina, seperti diberitakan mandailingonline.com, Selasa (10/10/2023).
Sobir berharap Pemkab Madina segera menurunkan alat berat untuk mengeruk endapan lumpur, tumpukan sampah, dan tumbuhan gulma yang menghambat aliran Sungai Aek Mata. Sehingga, debit air yang bertambah saat musim hujan mengalir lancar dan mengurangi risiko banjir ke permukiman warga.
“Pak Bupati harus perhatikan Sungai Aek Mata ini. Sungai ini selalui menjadi dalang banjir ke pemukiman penduduk. Sudah lama Sungai Aek Mata tidak dikeruk. Kami harap bupati perintahkan instansi terkait untuk melakukan pengerukan agar kami tidak khawatir berlebihan,” kata Sobir.
Reporter: Sir