Tak Ada Dana Pemeliharaan, Pasar Tradisional di Madina Kumuh dan Semrawut

Tak Ada Dana Pemeliharaan, Pasar Tradisional di Madina Kumuh dan Semrawut

Panyabungan, StartNewsPara pedagang dan pengunjung sejumlah pasar tradisional di Mandailing Natal (Madina) mengeluhkan kondisi pasar yang jorok, bau, dan semrawut. Kondisi ini terjadi akibat kurangnya penataan dan pemeliharan yang dilakukan instansi terkait yang mengurusi pasar.

Di Kecamatan Panyabungan, misalnya, kondisi pasar yang jorok, bau, dan semrawut terlihat di Pasarbaru dan Pasarlama. Lorong pasar kerap banjir saat hujan karena tidak ada drainase. Air hujan kerap menggenang hingga ke lapak para pedagang.

Sampah juga tampak berserakan akibat kurangnya tempat-tempat pembuangan sampah. Belum lagi akses jalan di pasar yang sempit, sehingga menyebabkan kemacetan. Warga yang hendak berbelanja kesulitan masuk ke lokasi pasar.

“Sering macet, karena banyak kereta (sepeda motor) dan becak yang lalu-lalang di pasar ini. Padahal jalannya sempit, yang sepantasnya dilalui pejalan kaki saja,” kata Adi, pedagang sayur di Pasarbaru Panyabungan, Selasa (7/6/2022).

Menurut dia, kesemrawutan itu terjadi sejak pasar direlokasi pasca kebakaran beberapa tahun yang lalu. Walaupun pasar tradisional, kata dia,  seharusnya kondisinya dibuat nyaman dan aman karena tempat bertemunya pedagang dan pembeli.

“Padahal kita (pedagang) setiap hari dipungut retribusi persampahan dan kebersihan. Tapi, nyatanya sampah berserakan,” tutur Adi.

Menanggapi keluhan pedagang itu, Kepala Bidang Pasar Dinas Perdagangan Madina Zainan Nasution mengakui kondisi pasar tradisonal di Madina pada umumnya kotor, semrawut, macet, dan tidak nyaman. Bahkan, dia mengakui kondisi tersebut sudah berlangsung bertahun-tahun.

“Dalam beberapa tahun belakangan ini, biaya pemeliharaan pasar tidak dianggarkan dalam APBD,” kata Zainan.

Padahal, menurut dia, pihaknya selalu mengusulkan biaya pemeliharaan pasar dalam anggaran. Namun, saat pembagian alokasi dana dalam APBD, anggran yang diperoleh Dinas Perdagangan terbatas.

“Penggunaan anggaran kita prioritaskan ke biaya operasional, sehingga tidak ada alokasi lagi untuk pemeliharaan pasar,” ungkapnya.

Meski demikian, Zainan mengatakan pihaknya sedang mengusulkan pembangunan sejumlah pasar prototype ke Kementerian Perdagangan. Pasar prototype yang dimaksud adalah pasar rakyat yang dibangun pemerintah di lahan tertentu dengan bangunan satu atap yang dikelilingi kios dan di bagian tengahnya terdiri dari los-los pedagang.

“Pembangunan pasar prototype yang diajukan itu, di antaranya Pasar Sihepeng, Pasar Nagajuang, Pasar Tabuyung, dan Pasar Singkuang. Anggaran pembangunannya bersumber dari APBN,” tuturnya.

Reporter: Erwin Saleh/Fadli Mustafid

Komentar Anda

komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Scroll To Top
Request Lagu
Loading...