Panyabungan StArtNews–Keluarga Ali Silalahi (40) warga Sinunukan III, Kecamatan Sinunukan, Madina yang hilang sedari Sabtu (15/4) lalu, masih kuat dugaannya bahwa mayat laki-laki yang ditemukan di sungai Batang Natal, Desa Lancat, Kecamatan Linggabayu adalah Ali.
Bahkan, Kakak beserta Abang dan istri Ali, Hj. Lina, Rohandan dan Lilis Ernawati sudah berencana berangkat ke Kota Medan dengan tujuan RS Bhayangkara sebagai tempat autopsi dan visum mayat itu, sekadar untuk mencocokkan DNA mereka. Meskipun tanpa rekomendasi kepolisian.
Kapolres Madina, AKBP Rudi Rifani saat dihubungi StArtNews mengatakan ” ia telah memerintahkan pada Kepala Polsek di Batahan untuk menemui keluarga yang kehilangan tersebut. Namun, Kapolres sendiri belum bisa memastikan mayat laki-laki yang ditemukan di sungai yang bermuara ke laut Natal itu merupakan korban pembunuhan atau bukan.
“(mayat) di Medan, kita kan harus mengungkap penyebab kematian korban, identitas korban. Karena ahli kita disini nggak ada. Nah itu tadi, sama Kapolsek saya sudah perintahkan Kapolsek Batahan untuk menemui keluarganya bawa ke Polres. Nanti kita bawa kesana, kita cek disana DNA-nya sesuai nggak begitu, karena kondisi secara fisik kadang-kadang apa ya apa nggak begitu,” terangnya, Selasa (25/4) melalui sambungan selular.
Kemudian, AKBP Rudi menerangkan, ia masih menunggu hasil visum untuk bisa memastikan korban mengalami kekerasan fisik dan kemungkinan lainnya.
Sedangkan di Sinunukan dan Linggabayu, desas-desus semakin bermunculan.
Umumnya menurut pengakuan keluarga Ali Silalahi, isu yang berhembus bahkan datang dari petugas polisi yang menyebut, hasil autopsi telah keluar dan mayat yang ditemukan Jumat (21/5) kemarin itu bukanlah korban tindak kekerasan.
Namun, keluarga tetap bersikukuh bahwa dugaan mereka kuat mayat laki-laki itu adalah Ali Silalahi dan merupakan korban pembunuhan. Hj. Lina, Rohandan dan Lilis Ernawati juga punya alasan yang kuat. Terlebih, saat mereka juga menyaksikan mayat itu secara langsung tatkala dievakuasi.
Disamping itu, menurut pengakuan teman Ali , Hendra Hasibuan kepada pihak keluarga melalui sambungan selular. Pada perjalanan pulang dari Panyabungan ke Sinunukan, Sabtu (15/4) lalu, dan Minggu (16/4) dinihari mereka menyempatkan diri untuk masuk ke Sarang Burung Walet di Simpang Gambir, Linggabayu. Akan tetapi keduanya ditangkap penjaga Sarang Walet dan Hendra berhasil meloloskan diri.
Sementara hingga saat ini, Hendra yang sempat melontarkan kesaksian kepada keluarga Ali itu sudah hilang kontak.
Istri Ali, Lilis menambahi, pada Sabtu malam, suaminya masih sempat memberikan kabar dan menyebut akan terlambat pulang.
“Kami ada masalah dengan Freddy ini. Kemungkinan Subuh kami baru sampai. Itu kabar dia malam Minggunya. Pokoknya mau tengah malamlah itu,” ucap wanita yang dikaruniai satu anak dari pernikahannya itu .
Dalam kasus ini, Kasat Reskrim Polres Madina, AKP Hendro Sutarno juga menambahi dan mengimbau masyarakat yang mengetahui peristiwa itu untuk memberikan keterangan. Terkait pembuktian, katanya harus melalui Tes DNA.
Reporter : Sakban Azhari
Editor : Hanapi Lubis