USU: Peningkatan Keterampilan Petani Kopi di Desa Muara Saladi Potensi Jadi Wisata

USU: Peningkatan Keterampilan Petani Kopi di Desa Muara Saladi Potensi Jadi Wisata

Panyabungan, StArtNews-Universitas Sumatera Utara (USU) meningkatkan keterampilan petani kopi di Desa Muara Saladi, Mandailing Natal, Sumatera Utara. Langkah itu dilakukan agar petani bisa memasarkan produk pertaniannya.

Wakil Dekan III Fakultas Pertanian USU, Tavi Supriana dalam keterangannya mengutip laman resmi USU, Rabu (7/10) mengatakan peningkatan keterampilan petani merupakan salah satu potensi wisata, terlebih jika disediakan pondok wisata kopi.

“Itu juga bisa menjadi potensi wisata, bila ada mini coffee shop (pondok wisata kopi), sebagai modal awal desa kopi dalam konteks peningkatan kepariwisataan,” katanya.

Tavi menjelaskan, meskipun warga Desa Muara Saladi cenderung kepada pertanian, tapi jika tidak dijadikan potensi wisata akan sangat disayangkan. Apalagi budaya warga yang sangat menjunjung kerukunan merupakan salah satu daya tarik yang bagus.

Peningkatan keterampilan petani ini, kata Tavi merupakan langkah dorongan Fakultas Pertanian USU dan Lembaga Pengabdian Pada Masyarakat Universitas Sumatera Utara (LPPM USU) agar tercipta agro wisata kopi di Desa Muara Saladi.

Tavi mengaku, kopi adalah komoditas yang memiliki banyak efek besar. Dengan cara pengolahan sederhana, maka petani bisa meningkatkan pendapatan dan kesejahteraannya. Namun, sayangnya sampai saat ini keuntungan yang besar tidak diperoleh petani. Hal itu karena belum ada cara pemanfaatan yang benar.

Menurut Tavi, petani kopi di Muara Saladi punya modal besar berupa nama kopi Mandailing yang sudah terkenal. Petani seharusnya tidak menjadikan rendahnya produksi sebagai satu kelemahan, melainkan menjadikannya peluang.

Tavi menyarankan, agar tim yang berada di bawah naungan Fakultas Pertanian USU bisa mendampingi melakukan riset untuk membantu petani dalam mendapatkan hasil produksi yang lebih baik.

“Konsep agroforestri yang diterapkan sudah baik, hanya masih sangat memerlukan pendampingan. Karena bagi para pembelinya, kopi tidak hanya dilihat kualitas dan kuantitas, tapi cara bertanam, menjaga hutan, dan kehidupan petani,” pungkas dia.

Tim Redaksi StArtNews

Komentar Anda

komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Scroll To Top
Request Lagu
Loading...