Virus dan Hama Serang Kebun Pepaya di Mandailing Natal

Virus dan Hama Serang Kebun Pepaya di Mandailing Natal

Panyabungan, StartNews – Hama dan virus menyerang tanaman pepaya di Desa Runding, Kecamatan Panyabungan Barat, Mandailing Natal (Madina), Sumut. Akibatnya, lebih dari 40 hektare kebun pepaya di desa ini rusak. Petani belum bisa memastikan jenis hama dan virus yang menyerang batang dan buah tanaman mereka. Kini sumber pendapatan warga di desa ini morar-marit lantaran tanaman pepaya mereka nyaris ludes.

Azwar Pulungan, petani yang menekuni kebun pepaya di Desa Runding sejak tahun 2011, menyebutkan saat ini dari sekitar 40-an hektare tanaman pepaya di sana, paling tinggal sekitar lima persen lagi. Dia mengatakan munculnya virus itu telah meluluhlantakkan tatanan perkebunan dan pemasaran pepaya di Runding. “Mau apalagi, ini kenyataan yang harus kami hadapi,” katanya.

Pemilik Runding Farm ini menerangkan, awalnya yang menyerang pokok pepaya adalah hama. Namun, lambat laun bermutasi menjadi virus. Serangan virus ini menyebabkan kebusukan pada batang dan merusak kematangan buah. “Buahnya jadi berbintik dan matangnya tidak bagus,” kata Azwar di Panyabungan, beberapa hari lalu.

Pepaya rusak tak bisa dijual dengan harga maksimal. Saat ini pepaya yang terkena virus hanya dihargai Rp600 sampai Rp1.200 per kilogram. Dari yang sebelumnya dijual di pasar pasar modern di kota-kota seperti Jakarta dan Medan, kini pepaya asal Runding hanya dibeli pengumpul untuk bahan baku saus.

Pria yang akrab disapa Lian ini mengungkapkan, kondisi ini telah disampaikan kepada instansi terkait. Di samping itu, para petani telah melakukan berbagai upaya penangkalan penyebaran virus, termasuk penyemprotan, tapi belum berhasil. Akhirnya banyak petani yang memutuskan mengganti pepaya dengan tanaman lain seperti cabai dan jagung.

Menurut sejumlah petani pepaya, hama seperti ini lumrah terjadi pada bidang hortikultura. Akan tetapi, selama proses pengalihan ini banyak masyarakat kehilangan penghasilan. Sebelum virus melanda tanaman pepaya di sana, banyak masyarakat yang menggantungkan ekonomi keluarga dari perkebunan pepaya, termasuk anak-anak pada hari libur. “Paling tidak warga berpenghasilan Rp 300 ribu per pekan,” ujarnya.

Selama ini Runding telah ditetapkan sebagai sentra papaya jenis Calina (California Indonesia) di Madina. Pemasarannya pun telah sampai ke wilayah Jawa. Pepaya dari lereng Tor Sijanggut ini dikenal dengan buahnya yang manis, tekstur kenyal, dan tahan lama.

Kemunculan virus yang merusak tanaman jenis pepaya tidak hanya ditemukan di Runding. Gejala serupa juga ditemukan di Kelurahan Longat. Di ibu kota Kecamatan Panyabungan Barat ini, banyak kebun tak bisa lagi berproduksi maksimal.

Bajora Hasibuan menuturkan hama dan virus telah menyerang dalam masa tanam terakhir atau hampir satu tahun belakangan. Dia menceritakan, awalnya hama yang muncul menyebabkan daun pepaya jadi keriting. Lambat laun daun menguning dan pembuahan tidak maksimal.

Sementara di batang yang terkena virus muncul seperti goresan yang menimbulkan bintik pada buah. Meskipun batang ditebang, tunas yang muncul tetap terkena virus. Dia mengaku tidak melakukan perawatan khusus, kecuali perawatan rutin. “Tentunya berpengaruh pada penghasilan,” sebutnya.

Selain di wilayah Panyabungan Barat, kendala serupa terjadi di Kecamatan Hutabargot dan Kecamatan Naga Juang.

Reporter: Roy Adam 

Komentar Anda

komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Scroll To Top
Request Lagu
Loading...