Tak Sahur Bersama Keluarga, Ratusan Polisi dan TNI Terpaksa Nginap di Kebun PT Rendi

Tak Sahur Bersama Keluarga, Ratusan Polisi dan TNI Terpaksa Nginap di Kebun PT Rendi

MBG, StartNews – Sudah delapan hari lamanya 122 personel Polres Mandailing Natal (Madina) yang dipimpin Wakapolres Kompol Walder Sidabutar dan sembilan personel TNI menginap di areal perkebunan PT Rendi Permata Raya.

Di bulan suci Ramadan ini, mereka terpaksa terpisah dengan anak dan istri demi mengamankan warga Desa Singkuang I, Kecamatan Muara Batang Gadis (MBG), Kabupaten Madina, yang berunjuk rasa dengan cara berkemah atau menginap di areal perekbunan PT Rendi.

Polri dan TNI tiba di areal perkebunan PT Rendi sejak aksi dimulai pada Senin, 20 Maret 2023, hingga saat ini, Senin, 27 Maret 2023. Bahkan, belum dapat dipastikan kapan unjuk rasa warga itu akan berakhir.

Sejumlah perwira Polres Madina seperti Kabag Ops, Kasat Intelkam, Kasat Samapta, Kapolsek Natal, Kapolsek Muara Batang Gadis, dan Kaurbin Ops Satreskrim tampak siaga di lokasi perkebunan itu.

Anggota Polri dan TNI memilih tidur di areal perkebunan. Bahkan, awal Ramadan sampai hari ini mereka tidak sempat pulang ke rumah untuk makan sahur dan berbuka puasa dengan keluarga.

Kapolres Madina AKBP HM Reza Chairul Akbar Sidiq melalui Kasat Intelkam AKP Romi Manik mengaku masih berada di lokasi perkebunan PT Rendi.

Hari kedelapan ini, kata Romi, Polri dan TNI sedang melakukan bakti sosial membersihkan sampah dengan cara gotong-royong bersama masyarakat di sekitar area perkebunan PT Rendi.

“Situasi aman dan kondusif. Mulai pertama aksi berlangsung sampai hari ini tidak ada bentrokan antara warga, perusahaan maupun Polri dan TNI,” katanya, Minggu (11/3/2023).

AKP Romi Manik juga menyebut hari ketiga unjuk rasa kemarin, pihaknya sudah berupaya menjumpai pengurus koperasi dan pemerintah Desa Singkuang I dengan hasil portal, tenda, dan sapanduk yang menghalangi akses masuk ke perkebunan PT Rendi dibuka.

“Penghalang akses masuk ke PT Rendi sudah dibuka atas dasar kesepakatan bersama masyarakat. Namun, hasil atau keputusan yang diberikan PT Rendi atas tuntutan masyarakat belum ada. Sampai saat ini warga masih berada di lokasi perkebunan itu,” katanya.

Kapolres Madina AKBP HM Reza Chairul Akbar Sidiq mengatakan pihaknya akan menambah jumlah personel dari Polda Sumatera Utara jika diperlukan.

“Apabila perlu kita minta perbantuan ke Pak Kapolda untuk pertambahan personel dari Ditsamapta dan Brimob,” kata Reza dalam rapat Forkopimda membahas penyelesaian konflik petani plasma dengan PT Rendi di Aula Kantor Bupati Madina,  Jumat (24/3/2023).

Saat itu, Kapolres meminta kedua belah pihak agar kembali membaca aturan soal yang bertentangan selama ini. Namun demikian, Kapolres menegaskan kesepakatan lebih utama dibandingkan isi aturan.

“Kesepakatan itu lebih utama dibandingkan apa yang tercantum di dalam aturan. Permasalahan harus ada di dalam HGU atau di luar HGU, setahu saya tidak ada di dalam aturan wajib,” jelasnya.

Eks Kabag Ops Polrestabes Medan, Sumatera Utara, ini kembali mengingatkan masyarakat dan perusahaan agar sama-sama akur dalam menyelesaikan permasalah yang ada.

Menurut dia, apabila pihak perusahaan resmi dibuktikan bersalah atau mengangkangi aturan maka sanksinya adalah administratif yang diberikan oleh pemerintah daerah, dalam hal ini Bupati Madina.

Begitu juga kepada masyarakat yang saat ini sudah melanggar aturan dari sisi gangguan Kamtibmas yang mengarah pada pidana seperti menghalang-halangi, memblokir, melarang aktivitas di perusahaan.

“Menghalangi atau memblokir aktivitas itu bukan hak masyarakat. Makanya, Polri dalam hal ini sebagai penengah. Keinginan masyarakat kami akomodir dengan cara membantu mediasi kepada yang berwewenang,” katanya.

Pihaknya juga harus menjaga keamanan aktivitas perusahaan. Apalagi perintah Presiden, investasi harus diamankan. “Ini kan perusahaan termasuk investasi. Jadi, kita harus sama-sama menjaga, jangan sampai ada yang melanggar,” tegasnya.

Kapolres tidak menginginkan peristiwa negative terjadi, apalagi saat ini memasuki bulan suci Ramadan yang penuh rahmat.

“Kita ribut-ribut di sini. Seharusnya kita berada di masjid, beramal ibadah kepada Allah SWT. Ini hanya meributkan masalah di dalam HGU atau di luar HGU. Ini semua bukan punya kita, ini semuanya punya Allah, semuanya hanya titipan dan enggak akan dibawa mati,” ucapnya.

Reporter: Rls

Komentar Anda

komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Scroll To Top
Request Lagu
Loading...