Panyabungan, StartNews – Kepala Kantor PT ALS Perwakilan Panyabungan H. Nis’ad Sidiq Nasution memberikan santunan kepada para anak yatim dari Desa Gunungtua Panggorengan, Panyabungan. Pemberian santunan ini diadakan di rumah Direksi PT ALS yang berada di belakang kantor/loket Perwakilan ALS Ladangsari, Panyabungan, Rabu (29/9/2021).
Pemberian santunan kepada para anak yatim tersebut merupakan bagian dari peringatan hari ulang tahun (HUT) ke-55 ALS. Kegiatan serupa juga diadakan secara bersamaan di seluruh kantor perwakilan dan keagenan ALS di Sumatera dan Jawa.
Kegiatan pemberian santunan kepada para anak yatim di rumah Direksi PT ALS tersebut juga dihadiri Ketua Kenadziran Masjid Agung Nur Alan Nur Panyabungan Ustad Muhammad Amin untuk memberikan tausyiah.
Dalam ceramahnya, Ustad Muhammad Amin menjelaskan pentingnya memelihara anak yatim. Terutama dalam memberikan perhatian dan pendidikan kepada anak yatim yang akan menjadi generasi penerus bangsa dan agama.
Dia juga berharap kegiatan menyantuni anak yatim tersebut dapat dilakukan secara berkesinambungan. “Memelihara anak yatim merupakan tanggung jawab kita bersama sebagai umat Islam,” katanya.
Dalam kesempatan tersebut, Ustad Muhammad Amin juga mendoakan supaya direksi dan keluarga PT ALS senantiasa dalam keadaan sehat walafiat. Begitu juga dengan perusahaan moda transportasi darat ini dapat terus beroperasi dengan lancar.
“Mari kita mendoakan agar para pendiri dan keluarga besar PT ALS, termasuk seluruh pengurus, karyawan, sopir, dan kru ALS senantiasa selalu dalam lindungan Allah SWT,” katanya.
Sekilas Sejarah ALS
Dikutip dari laman id.wikipedia.org, pada awal pendiriannya tahun 1966, ALS hanya melayani trayek Medan – Kotanopan, kemudian menyusul trayek Medan – Bukitting. Pada tahun 1972, ALS membuka trayek ke berbagai kota di Sumatera seperti ke Banda Aceh, Padang, Pekanbaru, Jambi, Bengkulu, dan Bandar Lampung.
Pada tahun 1970-an, kendaraan belum bisa menyeberang ke Pulau Jawa karena belum tersedianya kapal feri roro, ALS sudah membuka trayek ke berbagai tujuan di Pulau Jawa dengan memakai jasa agen yang mengurus pemberangkatan penumpang dari Pelabuhan Merak dengan kendaraan lain.
Pada tahun 1980-an, ketika mobil sudah bisa menyeberang ke Jawa dengan naik kapal feri roro, ALS membuka trayek langsung ke Jakarta, Bandung, Semarang, Jogjakarta, dan Surabaya. Kemudian menyusul trayek ke Kota Malang dan Jember.
ALS juga pernah membuka trayek hingga ke Pulau Bali. Namun, rutenya harus ditutp pada tahun 2003 lalu mengingat waktu dan jarak tempuhnya.
Pada masa jaya angkutan bus jarak jauh, ribuan kilometer jalan raya lintas Sumatera, baik lintas timur maupun lintas tengah, diramaikan oleh ribuan bus yang dikelola oleh ratusan perusahaan otobus. ALS dari Sumatera Utara dengan armada sekitar 400 unit merupakan raja jalanan di jalur lintas Sumatera.
Sebagai perusahaan otobus tertua dan terkemuka di Indonesia, ALS sudah dikenal oleh banyak kalangan. Tak jarang ada orang yang mengekspresikan perasaan mereka dengan tema bus ini, atau mengambil latar belakang dari bus ini.
Salah satu personil trio dari Tapanuli Utara bernama Bonardo Trio pernah memopulerkan sebuah lagu dengan judul Di Loket Ni ALS (di Loket ALS). Tak hanya itu, seniman asal Mandailing Natal Maryati boru Lubis juga pernah membawakan lagu yang bertemakan bus ALS.
Naik sebagai penumpang, turun sebagai saudara. Ungkapan tersebut sangat familiar di kalangan pecinta dan pelanggan setia ALS. Jarak tempuh yang jauh dan waktu tempuh yang tidak sebentar membuat kru harus membersamai penumpang setiap saat. Dari sinilah banyak para penumpang yang mengenali para kru Bus ALS, bahkan menjadi langganan dan kenal dekat seperti saudara sendiri.
Reporter: Ika Rodhiah
The post ALS Perwakilan Panyabungan Santuni Anak Yatim di Rumah Direksi first appeared on Start News.