Bantu Pengungsi Banjir di Natal, Melati Dirikan Dapur Umum Pakai Uang Pribadi

Bantu Pengungsi Banjir di Natal, Melati Dirikan Dapur Umum Pakai Uang Pribadi

Natal, StartNews – Musibah banjir dan tanah longsor yang melanda 16 kecamatan di Kabupaten Mandailing Natal (Madina) tidak hanya menimbulkan duka dan derita. Akan tetapi, hikmah di balik peristiwa alam ini juga memunculkan sosok inspiratif dari sisi kemanusiaan.

Satu di antara sosok inspiratif itu adalah Hj. Melati. Atas dasar kemanusiaan, tokoh masyarakat Kecamatan Natal ini langsung mendirikan dapur umum untuk membantu kebutuhan pangan warga yang terdampak banjir di lingkungan tempat tinggalnya. Tentunya dengan biaya sendiri.

Melati menuturkan, hatinya tergerak mendirikan dapur umum setelah melihat banyak warga yang mengungsi akibat rumah mereka terendam banjir. Warga mengungsi ke gedung MTS Muhammadiyah, kantor camat, dan sejumlah masjid di Natal.

Dengan adanya yang saya buka kemarin hari minggu itu tersentuh hati saya melihat begitu derasnya air begitu besarnya air di dalam memasuki rumah-rumah masyarakat itu masyarakat mudah dicari pengungsian seperti ada di MTS Muhammadiyah di apa di kantor camat di mesjid-mesjid jadi

“Hati saya tersentuh melihatnya. Nggak mungkin mereka tidak makan. Apalagi masyarakat itu bukan orang lain, tapi masih keluarga kami semua,” tutur Hj. Melati, yang juga anggota Fraksi PKB DPRD Madina.

Sejak Sabtu (18/12/2021) malam, sudah banyak warga yang mengungsi. Melihat kondisi itu, Melati langsung mendirikan dapur umum pada Minggu (19/12/2021) pagi. Dia pun mencari bahan makanan untuk dimasak sebagai sarapan pagi warga yang mengungsi.

“Saya buka dapur umum dari uang pribadi saya. Saya tidak ada komunikasi dengan pemerintah. Berapapun itu biayanya, saya ikhlas dan semoga menjadi bekal saya di akhirat. Itu tujuan saya,” katanya.

Untuk kedepannya, Melati berharap Pemerintah Kabupaten Madina menemukan solusi untuk mengatasi masalah banjir yang hampir setiap tahun berulang.

Dia menduga banjir parah tahun ini lantaran deforestasi atau penggundulan hutan di wilayah Batangnatal dan Natal. Akibatnya, air dari hulu sungai datang secara tiba-tiba, sehingga warga di hilir tidak punya waktu yang cukup untuk mengevakuasi barang-barangnya.

Reporter: Dian Lukman

Komentar Anda

komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Scroll To Top
Request Lagu
Loading...