Abdul Muhaimin Iskandar (Gus AMI). (FOTO: ISTIMEWA)Jakarta, StartNews – Wakil Ketua DPR Abdul Muhaimin Iskandar meminta pemerintah gencar menyosialisasikan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat di pondok pesantren (Ponpes). PPKM Darurat diberlakukan pada 3-20 Juli 2021 di Pulau Jawa dan Bali.
“Pesantren harus digencarkan sosialisasi PPKM Darurat, karena mereka sangat rentan. Jelaskan poin-poinnya dengan detail, utamanya protokol kesehatan (prokes),” kata Gus AMI, sapaan akrabnya, dalam keterangan pers, Jumat (2/72021).
Gus AMI juga mendesak pelaksanaan vaksinasi di Ponpes ditingkatkan, terutama bagi para kiai, nyai, dan guru. Dia mengaku prihatin mendengar kabar duka wafatnya kiai dan nyai dalam waktu yang berdekatan.
“Hampir setiap hari saya dengar kabar duka panutan kita. Para kiai kita banyak yang meninggal dunia dalam waktu berdekatan. Karena itu, saya minta vaksinasi untuk mereka ditingkatkan,” tuturnya.
Kasus meninggalnya kiai tersebut memang tidak bisa disimpulkan akibat Covid-19. Namun, rentetan kasus yang terjadi dalam kurun waktu yang tidak berjauhan patut diwaspadai imbas dari Covid-19.
“Apalagi sekarang banyak varian baru yang disebut lebih cepat menular. Jadi, walaupun tidak semua (kiai yang meninggal dunia) terkonfirmasi Covid, tapi melihat seringnya kasus itu di waktu berdekatan, ya patut kita waspadai,” ujarnya.
Menurut politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu, vaksinasi adalah usaha untuk mencegah dan itu lebih baik dilakukan ketimbang harus mengobati banyak korban yang berjatuhan. Apalagi para kiai dan nyai adalah sosok sentral di ponpes yang dibutuhkan peranannya dalam mendidik santri.
Itu sebabnya, Gus AMI mengimbau pemerintah meningkatkan cakupan vaksinasi bagi mereka agar ponpes tetap eksis dan stabil.
“Buat kampanye dan sosialisasi secara terus menerus tentang pandemi ini di pesantren. Kalau perlu lakukan penyekatan dan pengetatan mobilisasi di pesantren secepatnya,” tutur legislator dapil Jawa Timur VIII itu.
Ketua Tim Pengawas Penanggulangan Bencana Covid-19 DPR RI ini menilai lonjakan Covid-19 yang sampai saat ini belum bisa dikendalikan harus dijadikan warning keras bagi pemerintah untuk memperhatikan para kiai di ponpes. Kalau diabaikan, bukan tidak mungkin jumlah korban Covid-19 di pesantren semakin bertambah.
Selain itu, Gus AMI juga mengimbau para wali santri dan warga untuk sementara tidak berkunjung ke pesantren. Bagi santri yang keluar dan ingin kembali, harus di-screening ketat sebelum mereka masuk ke dalam pesantren.
“Potensi penyebaran di pondok pesantren yang tinggi karena yang dari luar kota banyak. Kalau tidak di-screening, kalau ada yang positif, kan berisiko nanti bisa masuk (karantina) lagi,” tukasnya.
Reporter: Rls