Panyabungan, StartNews – Bupati Mandailing Natal (Madina) HM Jafar Sukhairi Nasution membuka Desiminasi Integrasi IMUT (Ikan, Manggot, Unggas, dan Tanaman) guna mengatasi masalah kerawanan pangan untuk pencegahan stunting. Kegiatan ini diadakan di Aula Kantor Bupati, Desa Parbangunan, Kecamatan Panyabungan, Senin (8/8/2022).
Kegiatan itu juga dihadiri Ketua TP-PKK Madina Eli Mahrani, Asisten II Sekdakab Madina, Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan, Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Unimed, Ketua Satgas Stunting Madina, Ketua PD IBI Sumut dan Ketua PD IBI Madina.
Sukhairi menyampaiman, berdasarkan data hasil SSGBI (Study Status Gizi Balita Indonesia) pada tahun 2019 prevalensi stunting di Sumut menduduki urutan ke-13 dari 34 provinsi di Indonesia, yaitu 30.11 persen, lebih tinggi dari cakupan nasional (27.67 persen)
Sukhairi mengatakan stunting tahun 2021 berdasarkan hasil SSGI terjadi penurunan revalensi balita stunting di Sumut yang menduduki urutan ke-17, yaitu 25,8 persen. Namun, masih lebih tinggi dari cakupan nasional sebesar 24,4 persen. Kabupaten Madina adalah daerah yang prevalensi stunting tertinggi sekitar 47.7 persen.
Gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, menurut Sukhairi, merupakan kondisi yang tidak bisa dibiarkan. Itu sebabnya, Pemkab Madina lebih memfokuskan kegiatan untuk menurunkan angka stunting.
Untuk itu, Sukhairi mengatakan Pemkab Madina bekerja sama dengan Poltekes Kemenkes dan FKM USU melaksanakan penelitian ADB.
“Kita harus bisa menggandeng banyak pihak, yang akan bekerja sama untuk saling bersinergi titik di tahun 2022 ini,” lanjutnya.
Sukhairi mengatakan TP-PKK Madina juga telah memiliki program yang turun langsung ke masyarakat untuk menurunkan angka stunting. “Stunting ini akibat dari pola hidup, terutama kurangnya sarana dan prasarana penjaga,” kata Sukhairi.
Kabupaten Madina, kata Sukhairi, selain fokus pada pembangunan, juga fokus pada kebersihan lingkungan, kebersihan sungai, dan pembuangan limbah.
“Di luar infrastruktur untuk mengatasi lingkungan hidup yang menghawatirkan, kebersihan lingkungan, aliran sungai, dan pembuangan limbah yang tidak teratur ini menjadikan Madina di posisi angka stunting yang tinggi,” lanjutnya.
Lebih lanjur, Sukhairi menyampaikan ada 17 OPD yang ikut berperan aktif untuk menurunkan angka stunting.
Reporter: IRP