Mozaik Islam – Alquran mengingatkan bahwa amal saleh manusia harus bersih dari kemusyrikan. Jika amal shaleh bercampur dengan kemusyrikan, akan menjadi sia-sia di akhirat. Hal ini dijelaskan dalam surat Al Kahf ayat 104-105 sebagai berikut ini:
“(Yaitu) orang-orang yang sia-sia usahanya dalam kehidupan dunia, sedangkan mereka mengira bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya.” (QS Al Kahf ayat 104)
“Mereka itu adalah orang-orang yang kufur terhadap ayat-ayat Tuhannya dan (kufur pula terhadap) pertemuan dengan-Nya. Maka, amal mereka sia-sia dan Kami tidak memberikan penimbangan terhadap (amal) mereka pada hari kiamat.” (QS Al Kahfi ayat 105)
Dalam penjelasan Tafsir Kementerian Agama, QS Al Kahfi ayat 104 mengandung arti, bahwa orang-orang yang sia-sia perbuatannya dalam menghimpun kebaikan di dunia, mereka melakukan perbuatan yang bertentangan dengan perbuatan yang diridhai Allah SWT dan mereka menyangka bahwa mereka telah berbuat yang sebaik-baiknya.
Tapi ternyata mereka telah berbuat keliru dan menempuh jalan yang sesat. Sehingga amal perbuatan yang telah mereka kerjakan itu tidak memberi manfaat sedikit pun, amal perbuatan mereka bagaikan debu yang terbang habis dihembus angin.
Sementara, QS Al Kahfi ayat 105 mengandung arti bahwa mereka yang sia-sia usahanya itu adalah orang-orang yang kufur terhadap ayat-ayat Tuhan dan kufur pula terhadap hari kebangkitan. Padahal di hari itu mereka akan dihadapkan kepada hari perjumpaan dengan Allah SWT.
Oleh karena itu segala amal mereka akan hapus sehingga tidak ada lagi amal kebajikan yang akan ditimbang di atas neraca timbangan mereka karena yang akan memberatkan timbangan pada hari Kiamat hanyalah amal saleh yang bersih dari kemusyrikan.
Sumber: www.republika.co.id