Hukum memelihara dan jual beli ular, tikus, buaya dan anjing

Bismillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, amma ba’du,
Ular termasuk binatang yang berbahaya, bahkan mematikan. Karena itulah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kita untuk membunuhnya ketika kita ketemu ular dan memungkinkan untuk dibunuh.
Dari A’isyah radhiyallahu ‘anha, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
خَمْسٌ ÙَوَاسÙÙ‚Ù ÙŠÙقْتَلْنَ ÙÙÙŠ الْØÙلّ٠وَالْØÙŽØ±ÙŽÙ…Ù : الْØÙŽÙŠÙ‘َة٠، ÙˆÙŽØ§Ù„Ù’ØºÙØ±ÙŽØ§Ø¨Ù الْأَبْقَع٠، وَالْÙَأْرَة٠، وَالْكَلْب٠الْعَقÙور٠، وَالْØÙدَيَّا
â€Lima binatang pengganggu yang boleh dibunuh di tanah halal maupun tanah haram: Ular, gagak abqa’, tikus, anjing galak, dan elang. (HR. Muslim 1198).
Makna Hadis:
Tanah halal: daerah di luar wilayah tanah haram
Tanah haram: daerah di Mekah atau Madinah yang memiliki hukum khusus, diantaranya tidak boleh memburu binatang liar di sana.
Gagak Abqa’: Sejenis burung gagak yang bulu punggung dan perutnya berwarna putih.
Kemudian dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma, bahwa beliau mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkhutbah di atas mimbar,
اقْتÙÙ„Ùوا الْØÙŽÙŠÙ‘َاتÙ
â€Bunuhlah ular-ular.â€
Komentar Ibnu Umar,
ÙÙŽÙ„ÙŽØ¨ÙØ«Ù’ت٠لَا أَتْرÙÙƒÙ ØÙŽÙŠÙ‘َةً أَرَاهَا Ø¥Ùلَّا قَتَلْتÙهَا
“Setiap kali saya ketemu ular, tidak saya biarkan dan saya bunuh.†(HR. Bukhari 3299 dan Muslim 3233).
Kemudian, dalam hadis dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, beliau mengatakan,
أَمَرَ رَسÙول٠اللَّه٠صَلَّى اللَّه٠عَلَيْه٠وَسَلَّمَ بÙقَتْل٠الْأَسْوَدَيْن٠ÙÙÙŠ الصَّلَاة٠: الْØÙŽÙŠÙ‘َة٠، وَالْعَقْرَبÙ
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan untuk membunuh dua binatang hitam ketika shalat: ular dan kala. (HR. Turmudzi 390 dengan derajat shahih).
Kita simak semua hadis di atas, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan untuk membunuh ular. Dan tentu saja, perintah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah perintah Allah. Karena itu, mentaati beliau, sejatinya adalah mentaati Allah,
مَنْ ÙŠÙØ·Ùع٠الرَّسÙولَ Ùَقَدْ أَطَاعَ اللَّهَ
â€Siapa yang mentaati Rasul, berarti dia mentaati Allah.†(QS. An-Nisa: 80).
Jika Allah dan Rasul-Nya memerintahkan untuk membunuh ular, bagaimana mungkin seorang muslim justru malah merawatnya. Karena itulah, memahami hadis di atas, para ulama menegaskan haramnya memelihara binatang yang disyariatkan untuk dibunuh.
Az-Zamakhsari – ulama Syafiiyah – (w. 794) mengatakan,
ÙŠÙŽØÙ’رÙم٠عَلَى الْمÙكَلَّÙ٠اقْتÙنَاء٠أÙÙ…ÙورÙ: Ù…Ùنْهَا: الْكَلْب٠لÙمَنْ لَا ÙŠÙŽØÙ’ØªÙŽØ§Ø¬Ù Ø¥Ù„ÙŽÙŠÙ’Ù‡ÙØŒ وَكَذَلÙÙƒÙŽ †بَقÙيَّة٠†الْÙَوَاسÙÙ‚Ù Ø§Ù„Ù’Ø®ÙŽÙ…Ù’Ø³ÙØŒ الْØÙŽØ¯ÙŽØ£ÙŽØ©Ù وَالْعَقْرَب٠وَالْÙÙŽØ£Ù’Ø±ÙŽØ©Ù ÙˆÙŽØ§Ù„Ù’ØºÙØ±ÙŽØ§Ø¨Ù الْأَبْقَع٠وَالْØÙŽÙŠÙ‘ÙŽØ©Ù
Haram bagi mukallaf (orang yang mendapat beban syariat) untuk memelihara beberapa binatang, diantaranya: anjing bagi yang tidak membutuhkannya, demikian pula lima binatang pengganggu lainnya, seperti elang, kala, tikus, gagak abqa’, dan ular. (al-Mantsur fi al-Qawaid, 3/80).
Demikian pula dinukil oleh Ibnu Hajar al-Haitami – ulama syafiiyah – (w. 974 H.) dalam Tuhfah al-Muhtaj,
ÙˆÙŽÙŠÙŽØÙ’رÙÙ…Ù ØÙŽØ¨Ù’س٠شَيْء٠مÙنْ الْÙَوَاسÙق٠الْخَمْس٠عَلَى ÙˆÙŽØ¬Ù’Ù‡Ù Ø§Ù„ÙØ§Ù‚ْتÙنَاءÙ
“Diharamkan mengurung lima binatang pengganggu untuk dirawat.†(Tuhfatul Muhtaj fi Syarh Minhaj, 9/377)
Dalam Hasyiyah al-Qalyubi dan Umairah – ulama madzhab Syafii – dinyatakan,
ÙˆÙŠØØ±Ù… ما ندب قتله لأن الأمر بقتله أسقط Ø§ØØªØ±Ø§Ù…ه، ومنع اقتناءه..
“Binatang yang dianjurkan dibunuh, haram untuk dipelihara. Karena adanya perintah untuk membunuhnya, menggugurkan kemuliaannya, dan dilarang memeliharanya…†(Hasyiyah al-Qalyubi wa Umairah, 16/157).
Kemudian, Ibnu Qudamah – ulama hambali – (w. 620 H.) menetapkan sebuah kaidah,
وما وجب قتله ØØ±Ù… اقتناؤه
â€Binatang yang wajib dibunuh, haram untuk dipelihara.†(al-Mughni, 9/373).
Sumber : www.solusiislam.com
Editor : Hendra Ray

Comments
This post currently has no comments.