Panyabungan, StartNews – Pertemuan manajemen PT Sorik Marapi Geothermal Power (SMGP) dengan masyarakat Desa Sibanggor Julu di aula Kantor Bupati Mandailing Natal (Madina) pada Rabu (21/9/2022) kemarin belum menjawab ada tidaknya hidrogen sulfida (H2S) yang terhirup oleh delapan warga yang dibawa berobat ke RSUD Panyabungan dan RS Permata Madina.
Pertanyaan yang diajukan jurnalis startnews.co.id terkait hasil pemeriksaan medis terhadap warga yang diduga terpapar gas H2S saat insinden sumur T-11 pada 16 September 2022 tidak diungkap dalam pertemuan yang difasilitasi Bupati Madina HM Jafar Sukhairi Nasution itu.
Namun, Kepala RSUD Panyabungan dr. Rusli Pulungan kepada startnews menjelaskan pihaknya belum memiliki alat yang dapat menditeksi ada-tidaknya gas H2S dalam tubuh pasien yang berobat ke RSUD Panyabungan.
“Kami (RSUD Panyabungan) belum punya alatnya. Jadi, belum bisa dipastikan ada-tidaknya H2S yang terhirup pasien,” katanya.
Terkait bukti tidak adanya pekerja PT SMGP yang mengeluhkan kesehatan saat melakukan logging di sumur T-11 pada 16 September 2022, manajemen PT SMGP menyatakan punya bukti berupa foto dan rekaman video saat aktivitas logging di sumur T-11.
Pihak PT SMGP tetap bersikukuh menyatakan kegiatan logging sumur T-11 tidak termasuk kegiatan berisiko paparan H2S, karena sumur dalam keadaan tertutup, fixed gas detector tidak menunjukkan indikasi adanya H2S, dan alarm H2S juga tidak berbunyi.
“Kami mohon maaf apabila apa yang kami kerjakan di proyek kami menimbulkan secara langsung maupun tidak langsung keresahan di masyarakat,” kata Riza Pasikki, COO CTO KS Orka Renawables.
Meski demikian, Riza menyatakan pihaknya terbuka untuk dilakukan investigasi secara independen untuk membuktikan kebenaran ada-tidaknya kebcoroan H2S pada sumur T-11.
Riza menegaskan sejak SMGP didirikan, pihaknya telah melakukan 250 kali pekerjaan logging yang sejenis dengan pekerjaan dilakukan pekerja di sumur T-11 pada 16 Septmeber 2022. “Alhamdulillah, sampai sekarang berlangsung aman,” katanya.
Tali Asih
Soal penyelesaian tali asih kepada warga yang terdampak, Bupati Madina HM Jafar Sukhairi Nasution yang memimpin pertemuan itu menugaskan Camat Puncak Sorik Marapi Ridwan Lubis dan Kepala Desa Sibanggor Julu Awaluddin untuk bermusyawarah dengan PT SMGP untuk mencari solusi terbaik.
Kesepakatan nilai tali asih kepada warga Desa Sibanggor Julu yang menjadi korban aktivitas PT SMGP diharapkan tuntas Kamis (22/9/2022) ini.
“Pihak SMGP janganlah membuat situasi makin blunder. Saya minta soal tali asih selesai secepatnya. Itu dulu yang penting. Setelah ini tuntas, baru kita melangkah pada tahap berikut, bagaimana supaya musibah yang dialami warga tak terulang,” kata Sukhairi.
Menanggapi pemintaan itu, Riza Pasikki mengatakan pihaknya akan segera memusyawarahkan besaran tali asih dengan warga Sibanggor Julu yang terdampak. “Kami upayakan Rabu malam (22/9/2022) ini, sudah ada kesepakatan mengenai tali asih. Paling lama Kamis (22/9/2022) besok karena kami harus koordinasi dengan Jakarta,” katanya.
Selain Riza Pasikki, pertemuan tersebut juga dihadiri Presiden Direktur KS Orka Renawebles Dr. Yan Tang, Ali Sahid (WKTPB KS Orka Renawables), Yani Siskartika (Corp Affairs KS ORKA), dan sejumlah petinggi perusahaan panas bumi tersebut.
Dari pihak Pemkab Madina dan Forkopinmda hadir di antara Bupati Madina Jafar Sukhairi, Ketua DPRD Madina Erwin Efendi Lubis, Kajari Madina Novan Hadian, Asisten I Setdakab Madina Alamulhaq, Asisten II Setdakab Madina Erman Gafar, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Khairul. Sementara Wabup Madina Atika Azmi Utammi Nasution mengikuti pertemuan melalui vodeo conference.
Dalam kesempatan itu, Sukhairi kembali mengingatkan agar camat dan kepala desa mengawal tuntutan warga. “Keberadaan camat dan kades dijamin konsitusi, jadi jangan takut,” katanya sembari menugaskan Alamulhaq mengawal proses negosiasi antara warga Sibanggor Julu dengan PT SMGP.
Musyawarah antara PT SMGP dan warga diharapkan tidak hanya membahas tali asih terhadap 22 korban yang terjadi 24 April 2022, tetapi sekaligus soal tali asih untuk delapan korban yang sempat dirawat di rumah sakit pada kejadian 16 September 2022.
Menurut Sukhairi, pertemuan itu sengaja dilakukan secara terbuka dengan melibatkan semua pihak terkait agar publik tahu secara utuh apa sebenarnya yang terjadi terkait polemik PT SMGP.
Sejak awak, kata dia, setiap kebijakan Pemkab Madina mengenai PT SMGP selalu dimusyawarkan dengan melibatkan Forkopimda Madina. Tidak ada yang ditutupi, bahkan notulen setiap rapat masih lengkap semua.
“Sekarang yang kita lihat, dinamika di media sosial dan pemberitaan sangat luar biasa. Pemkab yang selalu dipojokkan, semua membaca, semua berkomentar yang terkadang hanya berasumsi tak berdasar,” katanya.
Sementara Ketua DPRD Madina Erwin Efendi Lubis mengatakan semua pihak selalu berharap kejadian keracunan di sekitar lokasi PT SMGP tidak terulang lagi. Namun, kata dia, kejadian serupa terulang lagi. “Apakah ini kesalahan teknis, kesalahan manusia atau apa, saya tidak tahu. Yang jelas, terulang lagi,” katanya.
Erwin mengaku sedih, karena setiap terjadi insiden di sekitar perusahaan panas bumi tersebut selalu memakan korban. “Saya sudah berulang kali bilang ke PT SMGP supaya jangan terjadi lagi (kebocoran gas), sebab masyarakat yang menjadi korban,” katanya.
Reporter: Saparuddin Siregar