Irigasi Tak Berfungsi Optimal, Ratusan Haktare Sawah Kekeringan di Madina

Irigasi Tak Berfungsi Optimal, Ratusan Haktare Sawah Kekeringan di Madina

Panyabungan, StartNews – Ratusan hektare lahan pertanian di berbagai kecamatan di Kabupaten Mandailing Natal (Madina) kekurangan pasokan air akibat saluran primer Batang Gadis Kiri (BGKr) tidak berfungsi optimal. Dampaknya, petani mengeluhkan sawah mereka yang kekurangan pasokan air.

Berdasarkan penuturan para petani, seperti diberitakan antaranews.com, pasokan air dari saluran irigasi itu ke lahan pertanian mereka mengalami penurunan debit air sejak beberapa tahun terkahir.

Penyebanya, adanya endapan sedimen sepanjang 1,5 kilometer di titik belakang Markas Kompi Senapan B Rajawali Mangga Dua, Desa Aek Godang, Kecamatan Panyabungan. Juga endapan sedimen di titik Aek Sarir, Kelurahan Longat, Kecamatan Panyabungan Barat.

Para petani yang sawahnya berada di saluran sekunder Sipolupolu juga mengeluhkan minimnya pasokan air dari saluran sekunder Panyabungan Jae, Gunung Manaon, dan Manyabar.

Pemkab Madina sudah memperbaiki shipon di zal kanan Saluran Irigasi Batang Gadis untuk mengatasi pasokan air ke lahan persawahan. Namun, perbaikan shipon itu belum membawa manfaat secara maksimal bagi petani yang berada di cakupan saluran sekunder Sipolupolu.

Rizki, salah seorang petani, mengatakan minimnya pasokan air di seluruh cakupan saluran sekunder Sipupolu diduga akibat banyaknya tumpukan sampah yang dibuang masyarakat ke saluran sekunder itu. Juga endapan sedimen di sejumlah saluran irigasi yang kian menebal. Rumput liar juga tumbuh subur di sepanjang saluran irigasi, sehingga air tidak lancar mengalir.

Menurut dia, kurangnya pasokan air ke areal persawahan itu sudah bertahun-tahun. Dampaknya, petani menjerit karena ratusan hektare lahan persawahan mereka tidak bisa berproduksi karena kekeringan. “Para petani yang menggantungkan hidupnya dari pertanian padi, terpaksa menganggur,” ujarnya.

PPK SKPD-TPOP Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Sumatera Utara (Sumut) Wendi Prayudi mengatakan kurangnya pasokan air dari saluran primer Batang Gadis kanan disebabkan siphon di bawah jembatan Aek Pohon rusak. “Namun, kerusakan itu sudah selesai diperbaiki dan dinyatakan sudah berfungsi,” katanya, Selasa (11/9/2023)

Sementara minimnya pasokan air dari saluran sekunder Sipolupolu akibat banyaknya tumpukan sampah dan endapan sedimen. “Diperkirakan awal Februari 2024, saluran itu akan kami keruk agar air dapat mengalir dengan baik. Kalau untuk tahun ini,  belum ada anggarannya. Insya Allah di awal tahun depan akan dikeruk,” katanya.

Wendi menyebut sampah yang menumpuk di saluran itu akibat rendahnya kesadaran masyarakat menjaga kebersihan lingkungan. Warga sekitar membuang sampah secara sembarangan di sepanjang saluran air.

Itu sebabnya, dia meminta warga ikut menjaga lingkungan dengan tidak membuang sampah ke saluran irigasi.

Reporter: Sir/Ant

Komentar Anda

komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Scroll To Top
Request Lagu
Loading...