Tambangan, StartNews – Wajah anak-anak di Desa Muara Mais Jambur, Kecamatan Tambangan, Kabupaten Mandailing Natal (Madina), tampak ceria saat diajari cara membuat dan meniup uyup-uyup, Minggu (7/7/2024). Uyup-uyup adalah alat musik tiup tradisional yang terbuat dari durame (batang padi).
Kegiatan cara membuat dan memainkan uyup-uyup itu merupakan inovasi Pemerintah Desa Muara Mais Jambur untuk melestarikan alat musik tradisional itu di kalangan anak-anak.
Musim panen padi di wilayah Tambangan dan Kotanopan dimanfaatkan untuk membuat uyup-uyup. Pada era 1970-an, membuat dan meniup uyup-uyup saat musim panen padi menjadi hal yang biasa. Namun, belakangan ini hanya sedikit anak-anak yang mengenal uyup-uyup.
Uyup-uyup dibuat dari batang padi bagian bawah. Batang padi ini dilobangi untuk tempat udara masuk saat ditiup dengan mulut. Kemudian, di ujungnya dirangkai dengan daun kelapa. Makin besar balutan daun kelapa, suara yang dihasilkan pun makin nyaring.
Kalau dalam bahasa Indonesia, uyup-uyup mungkin lebih pas disebut dengan trompet kecil. Suara yang dihasilkan pun beragam, tergantung yang meniup dan kelihaian tangan di ujung uyup-uyup. Biasanya suara yang keluar sangat merdu, apalagi ditiup di sopo (pondok) di tengah sawah.
Dulu, permainan meniup uyup-uyup marak saat musim panen padi. Kreasi ini mengajarkan anak-anak agar terampil merangkai daun kelapa. Semakin banyak daun kelapa yang digunakan dan semakin besar balutan daun kelapa di ujung uyup-uyup, suara yang dihasilkan pun makin keras.
Kepala Desa Muara Mais Jambur H. Anwar Saddat dibantu perangkat desa, kader PKK, dan Naposo Bulung langsung mengajari anak-anak cara membuat dan meniup uyup-uyup. Awalnya anak-anak kesulitan meniupnya, tetapi lama-kelamaan anak-anak bisa dan terbiasa, bahkan bisa menghasilkan berbagai bunyi yang enak didengar.
Menurut Anwar Saddat, dulu permainan ini disukai anak anak. Mereka berlomba membuat uyup-uyup yang menghasilkan suara merdu.
“Semoga dengan pengenalan uyup-uyup ini, anak-anak kembali mencintai permainan warisan leluhur dan bisa membatasi penggunaan handphone,” ujar Anwar Saddat.
Reporter: Lokot Husda Lubis