Kopi Arabika Mandailing Sumatera Pasca Penerimaan Sertifikat 

Kopi Arabika Mandailing Sumatera Pasca Penerimaan Sertifikat 

Panyabungan,StArtNewsKopi Arabika Sumatera Mandailing telah melewati sejarah panjang dalam pengembangan komoditi unggulan di Kabupaten Mandailing Natal.
Awal pengembangan diperkirakan pada abad ke 19 sekitar tahun 1800 – 1900 oleh VOC Belanda di daerah Pakantan Kab. Mandailing Natal. Namun akibat serangan penyakit karat daun dan berkurangnya eksistensi belanda menjelang kemerdekaan RI kopi Arabika Sumatera Mandailing mulai ditinggalkan.
Demikian disampaikan Ahmad Yasir Lubis, SP kabid Perkebunan pada Dinas Pertanian Madina kepada Reporter StArtNews, Sabtu (5/5).
Namun nama Kopi Mandailing sudah sempat tersohor di dunia perkeopian sehingga pasca kemerdekaan RI tahun 1945 sampai sekarang nama Kopi mandailing tetap eksis di pasar kopi Nasional maupun Internasional.
“Jika kita menelaah volume perdagang kopi yang mengatasnamakan Kopi Mandailing dalam satu tahun sekitar 200.000 ton sementara hasil kopi Tanah Mandailing Natal sekitar 450 ton/tahun maka muncul pertanyaan dari mana sisa kopi untuk menutupi volumen dagang dimaksud,”ungkapnya.
Beranjak dari realita diatas maka para pihak yang bergerak di bidang pengembangan kopi Mandailing tergerak untuk mencari upaya mendapatkan hak Indikasi Geografis (Hak Paten) Kopi Mandailing.
Katanya, Melalui Fasilitasi dari Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Utara dan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Mandailing Natal pada tahun 2013 dibentuk Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis (MPIG) Kopi Mandailing yang kemudian Susunan Kepengurusannya direvisi pada tahun 2015 dan dengan perjuangan para petani dan pelaku usaha kopi, pada tahun 2016 diraih Sertifikat Indikasi Geografis dengan nama Kopi Arabika Sumatera Mandailing no : IG ID 00000048.
Bubuk kopi arabika, pasca diterimanya Sertifikat Indikasi Geografis dengan nama Kopi Arabika Sumatera Mandailing progress pengembangan kopi semakin maju ditunjukkan dengan diraihnya Sertifikat MURI dengan kategori Peminum Kopi mandailing menggunakan mangkok tempurung terbanyak.
Sementara di tingkat hulu (on farm) penambahan luas kebun kopi semakin banyak baik melalui bantuan pemerintah maupun pertanaman yang dilakukan secara swadaya oleh masyarakat.
Pada saat ini ada 7 (tujuh) kecamatan yang sedang pengembangan kopi antara lain Ulu Pungkut, Pakantan, Muara Sipongi, Kotanopan, Tambangan, Puncak Sorik Marapi, Batang Natal, Panyabungan Timur.
Sementara penanaman baru dilaksanakan di Kecamatan Panyabungan Selatan dan Panyabungan. Luas areal kebun Kopi sekitar 3.000 ha pada seluruh Kecamatan tersebut.
Dari sisi harga terjadi peningkatan yang cukup signifikan dari tahun ke tahun, pada awal pengembangan kembali Kopi Mandailing harga kopi ditingkat petani dalam bentuk gabah (kulit tanduk) sekitar Rp8.000 – 13.000/kg, pada tahun 2017 sekitar Rp23.000 – 25.000/kg dan pada tahun 2018 bahkan sudah mencapai 35.000/kg tentunya ini menjadi hal yang baik untuk memotivasi petani.
Pengembangan Kopi Arabika Sumatera Mandailing bukan dilaksanakan dari hulu sampai hilir (on farm-off farm). Pada tingkat hilir terjadi perkembangan yang signifikan ditandai semakin banyak pelaku usaha yang mengolah kopi Mandailing menjadi produk bubuk kopi kemasan yang bermutu untuk memenuhi permintaan pasar.
Produk yang saat ini diolah oleh para pelaku usaha antara lain Rindang Mandailing Coffe, LOPO Mandheling Coffee, Mandailing Pure Pagur Arabika, Mandheling Coffee BANAMON, Mandailing Arabika Coffe Spesial, Makosta, Kopi Amanta, Mandailing Natural Coffee dan Angan Coffee.
Disamping itu semakin menggeliat usaha penyajian kopi untuk masyarakat di Kab. Mandailing Natal yang digagas para pemuda yang punya jiwa wira usaha. Di pasar Panyabungan kita akan menjumpai Ridang Cafe di Hotel Rindang, LOPO Mandheling Kopi yang berlokasi di Aek Lapan, Halaks Coffe, Coffe El di Panyabungan II, Wapres Cafe di Lintas Timur Pidoli dan Angan Kpi di Panyabungan Julu.
“Pengembangan kopi ini masih dalam tahapan sehingga masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan dari hulu sampai hilir untuk mencapai tujuan kesejahteraan para pihak yang berkecimpung dalam dunia kopi Mandailing,”ujar Yasir salah seorang tokoh keluarnya Hak Paten Kopi Arabika Mandailing.

Reporter: Z Ray

Editor : Hanapi Lubis

Komentar Anda

komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Scroll To Top
Request Lagu
Loading...