Manajemen PT SMGP Sebut Tak Ada Kebocoran Gas Saat Aktivasi Sumur V-01

Manajemen PT SMGP Sebut Tak Ada Kebocoran Gas Saat Aktivasi Sumur V-01

Jakarta, StartNews – Manajemen PT Sorik Marapi Geothermal Power (PT SMGP) membantah adanya kebocoran gas saat melakukan aktivasi sumur V-01 pada 22 Februari 2024, sehingga menyebabkan ratusan warga Desa Sibanggor Julu dan Desa Sibanggor Tonga, Kecamatan Puncak Sorik Marapi (PSM), Kabupaten Mandailing Natal (Madina), keracunan dan dilarikan ke rumah sakit.

Penjelasan itu disampaikan oleh Corporate Communication PT SMGP Agung Iswara dalam keterangan tertulis, Senin (26/2/2024). Dalam pernyataannya, Agung mengakui PT SMGP memang melakukan aktivasi sumur V-01 pada 22 Februari 2024 siang. Namun, kata dia, tidak ada kebocoran saat proyek berlangsung.

“PT SMGP memastikan tidak ada kebocoran pada pelaksanaan aktivasi sumur V-01. PT SMGP telah melakukan semua tahapan kegiatan sesuai prosedur yang telah ditetapkan yang berfokus pada keselamatan pekerja, kontraktor, dan masyarakat,” kata Agung seperti diberitakan CNNIndonesia.com.

Agung menegaskan PT SMGP telah menyosialisasikan kegiatan itu kepada masyarakat. Perusahaan pembangkit listrik tenaga panas bumi itu juga memasang alat deteksi gas di sekitar lokasi.

“PT SMGP telah melakukan rangkaian kegiatan sebelum aktivasi sumur seperti sosialisasi, pemasangan sistem abatement, pemasangan alat deteksi gas H2S di dalam area well-pad dan perimeter, penyisiran perimeter aman sejauh 300 meter dan pre-job safety meeting,” ucapnya.

Menurut dia, jarak lokasi pad V ke titik terdekat Desa Sibanggor Julu sejauh 700 meter. Pada saat kegiatan berlangsung, hasil pembacaan alat deteksi gas H2S terbaca sebesar 0 ppm. Kemudian, saat kegiatan pemantauan di lokasi well-pad V, di sekitar perimeter aman 300 meter dan area desa.

Kendati demikian, Agung menuturkan saat ini kegiatan aktivasi sumur dihentikan sementara dan PT SMGP fokus dalam membantu masyarakat untuk mendapatkan perawatan. “Sebagian besar telah stabil dan kembali ke rumah,” kata Agung.

Sementara Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Madina Muksin Nasution menyebutkan ada 300 kepala keluarga yang harus mengungsi akibat kebocoran gas proyek PT SMGP.

Dia mengatakan warga yang keracunan berasal dari Desa Sibanggor Julu dan Desa Sibanggor Tonga, Kecamatan Puncak Sorik Merapi.

Sebanyak 123 orang, termasuk anak-anak dan ibu hamil, yang mengalami keracunan gas harus mendapatkan perawatan di Puskesmas dan rumah sakit terdekat.

Reporter: Sir

 

Komentar Anda

komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Scroll To Top
Request Lagu
Loading...