Panyabungan, StArtNews-Bulan Oktober dikenal sebagai Bulan Bahasa merujuk pada Sumpah Pemuda yang diikrarkan para pemuda Bangsa ini untuk bersatu dan menanggalkan atribut kedaerahan. Salah satu ikrar itu ialah berbahasa satu bahasa Indonesia.
Namun, perayaan Bulan Bahasa selama ini cenderung sunyi di Mandailing Natal (Madina). Terlebih di masa pandemi Covid-19 seperti saat ini.
Melihat sunyinya perayaan Bulan Bahasa di Madina, Forum Penulis Mandailing Natal (FPM) sebagai wadah lintas profesi bagi pegiat budaya dan literasi di Madina tergerak untuk mengadakan Festival Sastra dengan tema “Bernapas dengan Karya, Bangkitkan Ruh Literasi” pada Minggu 1 Nopember 2020.
Giat ini berupa pementasan seni dan sastra seperti monolog, drama, baca cerpen, balas pantun, karnaval puisi dan galeri foto.
Koordinator acara, Erwin Parsaulian pada Jumat (30/10) menyampaikan giat yang dilaksanakan di On Cafe Radio StArtFM Panyabungan ini untuk memeriahkan Bulan Bahasa dan memperingati Hari Sumpah Pemuda.
Lebih lanjut, lelaki yang menggemari fotografi ini menjelaskan seluruh kegiatan yang ditampilkan merupakan karya dari anggota komunitas yang dimotori oleh Budayawan Mandailing, Askolani Nasution ini.
“Ini murni karya kawan-kawan di komunitas. Ide ini muncul karena banyak kawan-kawan yang resah dengan kondisi literasi di Madina,” katanya.
Erwin menjelaskan kegiatan ini hanya dihadiri internal komunitas dan beberapa orang undangan. Pembatasan peserta, jelas Erwin, untuk mencegah penyebaran Covid-19 di Madina.
Seluruh segmen acara akan ditayangkan melalui akun media sosial FPM sehingga masyarakat tetap bisa menikmati pementasan ini.
Tim Redaksi StArtNews