Simalungun, StartNews – Pembukaan pertemuan Women Twenty (W20) di Hotel Niagara Parapat, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara (Sumut) pada Selasa (19/7/2022) ditandai dengan pemukulan gordang sambilan.
Alat musik tradisional dari Kabupaten Mandailing Natal (Madina) itu dipukul oleh Menparekraf Sandiaga Uno, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak I Gusti Ayu Bintang Darmawati, Gubernur Sumut Edy Rahmayadi, Ketua TP PKK Sumut Nawal Lubis, Pandam I/BB Mayjen TNI Achmad Daniel, serta perwakilan utusan dari sejumlah negara.
Pertemuan W20 dihadiri delegasi perempuan dari 20 negara, di antaranya India, Turki, Amerika, Afrika Selatan, Yordania, Belanda, dan Singapura.
Dalam kesempatan itu, Gubernur Sumut Edy Rahmayadi bersama Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno menyampaikan kepada pubik tentang betapa penting dan berpengaruhnya perempuan pada proses kehidupan sosial ekonomi masyarakat.
Edy Rahmayadi yang hadir didampingi Ketua TP PKK Sumut Nawal Lubis mengawali pidatonya dengan mengungkapkan bagaimana seorang Devi Luhut Binsar Panjaitan br. Simatupang, mempunyai peran dalam kehidupannya saat masih aktif di militer.
“Terkhusus kakak saya, guru saya, ibu saya, Ibu Devi Simatupang. Saya begini, karena diasuh oleh beliau. Bapaknya kolonel (waktu itu) dan saya kapten. Jadi, tak ada berani marahi saya, karena ada beliau. Itu kalau bicara perempuan,” ungkap Edy menyebutkan nama Devi Simatupang, istri Luhut Binsar Panjaitan (Menko Marves).
Terkait pertemuan W20, Gubernur menyambut baik kehadiran para tokoh perempuan dari berbagai negara di dunia. Menurut dia, momentum tersebut dapat dimanfaatkan untuk membicarakan bagaimana peran perempuan melalui ide cemerlang untuk dibawa ke forum G20 (pertemuan 20 kepala negara).
“Saya berharap pertemuan W20 akan melahirkan ide-ide cemerlang. Terima kasih dan selamat datang di Danau Toba. Inilah destinasi pariwisata populer kami. Semoga sukses dan semoga kita berjumpa lagi,” tutur Edy dalam bahasa Inggris.
Sementara Menparekraf Sandiaga Uno juga mengungkapkan hal senada. Kehadirannya di acara W20, selain karena undangan sebagai menteri, juga diminta secara khusus untuk hadir oleh sang istri, Nur Asia, yang juga hadir pada kesempatan tersebut.
“Banyak sekali tokoh perempuan di Indonesia yang punya posisi strategis. Ada menteri perempuan dan yang mengendalikan menteri juga perempuan. Akhirnya Anda tahu siapa yang punya aturan dalam hidup saya,” ungkap Sandiaga dalam bahasa Inggris dan disambut tawa oleh ratusan hadirin.
Dalam segi pengembangan pariwisata sendiri, Sandiaga juga menyebutkan banyak sosok perempuan yang berperan aktif dalam pengembangan ekonomi kreatif, khususnya di kawasan Danau Toba. Sebab itu, dia merasa optimistis dengan pertemuan W20 akan membawa perbaikan dalam rangka pemulihan ekonomi pascapandemi Covid-19 dengan tajuk Recovery, Together, Equally (pemulihan bersama dalam kesetaraan).
Sementara Chair of W20 Indonesia Hadriani Uli Silalahi mengatakan pertemuan W20 tahun 2022 di Parapat, Simalungun, akan memutuskan hal apa saja yang akan direkomendasikan pada deklarasi G20, dimana isu kesetaraan gender, penyandang disabilitas serta kerangka berfikir tentang posisi perempuan dalam mendorong perekonomian perlu diperbaiki.
Terkait isu perempuan, khususnya dalam kebudayaan Batak yang patrilineal, seorang tokoh konselor (penyandang disabilitas) dari Lembaga Jabu Sihol, Herty Rita Sirait, mengungkapkan bahwa perempuan dalam masyarakat Batak berada di bawah laki-laki. Namun, tidak pada proses kehidupan sosial ekonomi.
“Kalau dalam strata (sosial) ya, karena di Batak yang dilihat adalah peran dari pria. Tetapi, perempuan di Toba itu semangatnya besar. Karena apapun statusnya atau pekerjaannya, tidak ingin diam saja di rumah. Mereka tetap mau berjuang untuk keluarganya. Itu ada di Batak Toba,” ujar Herty.
Sebagai aktivis perempuan yang diundang pada pertemuan W20 tersebut, Herty mengaku senang dan bangga karena perhatian pemerintah terhadap perempuan untuk memajukan taraf hidup masyarakat.
Reporter: Rls