Perjuangan Bocah Desa Simpang Duhu Demi Sekolah

Perjuangan Bocah Desa Simpang Duhu Demi Sekolah

Mandailing Natal. StArtNews – Demi sampai ke Sekolah dan belajar, murid Sekolah Dasar (SD) di Desa Simpang Duhu Dolok harus rela berjalan kaki sejauh 1,3 klometer melewati areal hutan menuju ke Desa Simpang Pining, Dusun Kampung Baru, Kecamatan Ulupungkut, Kabupaten Mandailing Natal (Madina).

Desa Simpang Duhu ini merupakan salah satu daerah Desa terpencil yang ada di Kecamatan Ulupungkut. Ada sebanyak 13  pelajar yang bersekolah ke SD 230 yang berada di Desa Simpang Pining karena hanya sekolah itu yang terdekat dari desa Simpang duhu.

Tak jarang juga siswa SD yang ada di Desa Simpang Duhu itu berpapasan dengan satwa liar atau pohon kayu yang tumbang di badan jalan, apalagi hutan yang mereka lewati setiap harinya itu termasuk kawasan hutan lindung.

Hal itu terungkap setelah Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Madina Andriansyah Siregar Pada Selasa (17/02) bersama tim melakukan monitoring ke SD di daerah itu

“Jadi di saat melakukan monitoring ke SD 230 yang ada di Desa Simpang Pining, di situ ada 13 siswa pelajar SD yang berasal dari Simpang Duhu Dolok yang bersekolah ke SD Simpang Pining karena di Desa Simpang Duhu Dolok tidak ada sekolah dan anak-anak itu setiap harinya terpaksa melawati hutan sejauh 1,3 kilometer,” ujar Andryansah pada StArtNews didampingi Kasi Sarana Prasarana, Abdi Pulungan di Panyabungan.

Kepala Desa Simpang Duhu Dolok, Imbalo, turut mendampingi sebagai penunjuk jalan yang biasa dilewati oleh siswa. Hutan yang biasa dilintasi oleh murid SD untuk mencapai ke sekolah merupakan hutan lindung yang di dalamnya ada satwa liar seperti ular, harimau, atau beruang.

“Tadi pun kita sudah survei ke hutan itu jalan yang biasa dilintasi oleh murid. Kita prihatin pada anak-anak yang melintasi dan melewati hutan tersebut. Di situ juga sudah kita bicarakan kepada Kades Simpang Duhu Dolok bersama Korwil Ulupungkut agar diberikan inisiatif,” katanya.

Anak-anak pelajar dari Desa Simpang Duhu Dolok yang bersekolah di SD 230 Desa Simpang Pining akan bersekolah di Aula kantor Kepala Desa Simpang Duhu Dolok untuk sementara agar para siswa pelajar di Desa Simpang Duhu Dolok tidak lagi melewati hutan itu.

“Jadi inisiatifnya untuk sementara anak-anak di Simpang Duhu Dolok bersekolah di kantor aula Kepala Desa, sebelum dibuat ruang kelas baru (RKB) atau sekolah jarak jauh. Nanti anak-anak penerus bangsa kita ini aman bersekeloh, kita prihatin mereka itu setiap harinya melewati hutan yang di dalamnya ada hewan buas,” katanya.

Sementara untuk guru yang akan dipindahkan untuk mengajarkan mata pelajaran ke anak-anak Simpang Duhu Dolok selanjutnya nanti akan diadakan rapat Korwil Ulupungkut bersama Dinas Pendidikan Madina.

Selain itu, Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Madina Andriansyah Siregar bersama tim juga melakukan monitoring ke SD yang berada di Kacamatan Muara Sipongi.

SD yang dikunjungi mereka yakni SD 239 yang berada di Desa Sibinail, Kecamatan Muara Sipongi. Jarak tempuhnya mencapai 9 klomteter dari pusat perbelanjaan di daerah itu. Kemudian menuju Desa Tamiang Mudo berjarak 11 kilometer. Sementara dari Desa Sibinail ke Desa Tamiang Mudo ada sejauh 2 kilometer dengan medan tempuhnya masih dikelilingi hutan.

Andriansyah Siregar menyampaikan monitoring ke Desa Tamiang Mudo merupakan hasil Musrenbang di Kecamatan Muara Sipongi yang dilakukan pada Kamis 13 Februari kemarin, warga meminta agar penambahan dua RKB Madrasah di Desa Tamiang Mudo dibangun tahun 2020 ini.

“Jadi Kades Tamiang Mudo mengsusulkan disaat Musrenbang di kecamatan agar dibangunkan RKB pada Madrasah dan kita sudah melakukan surve di Desa itu. Meski Madrasah itu merupakan naungan Kementerian Agama (Kemenag), Dinas Pendidikan Madina tetap berupaya agar bisa ada penambahan ruangan di Madrasah di desa itu dibangun melalui dana hibah nantinya, “katanya.

Untuk SD 239 ada sebanyak 3 ruangan yang harus direhabilitasi dan itu juga sudah kita survei kelokasi. Di tahun 2020 ini juga segera diperbaiki yang dananya sendiri dari dana DAK.

Monitoring ke sekolah-sekolah yang berada di desa terpencil Kabupaten Mandailing Natal merupakan salah satu progargam pemerintah untuk menggenjot mutu pendidikan bagi anak-anak siswa baik dari sarana prasarana dan sebagai wujud tercapainya visi misi Bupati, Drs. Dahlan Hasan Nasution.

Reporter: Hasmar Lubis

Editor: Hanapi Lubis

Keterangan : Ilustrasi Photo dari m.merdeka, perjuangan anak sekolah tempuh hutan demi pendidikan.

Komentar Anda

komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Scroll To Top
Request Lagu
Loading...