Pertanian di Inggris Ini Beroperasi Tanpa Campur Tangan Manusia

Pertanian di Inggris Ini Beroperasi Tanpa Campur Tangan Manusia

Para peneliti di Inggris telah berhasil menumbuhkan tanaman barley, yakni sejenis gandum untuk pembuatan bir, tanpa sedikit pun menggunakan bantuan tangan manusia, melainkan oleh traktor dan drone.

Peneliti Martin Abell mengatakan, ada banyak teknik pertanian yang sudah otomatis, seperti menggunakan kemudi GPS, namun tidak benar-benar melepaskan campur tangan manusia dalam kegiatan operasionalnya di lapangan.

Dilansir dari Australia Plus pada Senin (26/2/2018), teknologi pertanian otomatis tersebut dinamakan ‘Hands Free Hectare‘, di mana berhektar-hektar lahan akan disemai, disemprot, dipantau dan dipanen secara otonom oleh seperangkat mesin yang didukung oleh kecerdasan buatan.

“Kami bisa menunjukkan kepada publik bahwa teknologi pertanian otomatis ini bisa benar-benar terjadi sekarang,” ujar Abell.

“Ini juga memungkinkan kami untuk meningkatkan persepsi pertanian kepada masyarakat, termasuk kemungkinan menarik lebih banyak orang baru ke industri (pertanian) ini.”

Dalam uji coba terkait, para peneliti turut menggunakan teknologi drone untuk mengotomatisasi mesin pertanian kecil, seperti traktor dan tempat sampah.

Selain itu, teknologi drone juga bisa dimanfaatkan untuk memantau dan membawa contoh tanaman ke ahli pertanian untuk diperiksa.

“Mereka (drone) pada dasarnya adalah mata kami, jadi kami akan memantau dengan menggunakan kamera multi-spektra, dan mendapatkan citra dari lapangan yang menunjukkan kondisi tanaman pertanian yang berbeda antar wilayah,” kata Abell.

Agar traktor bekerja dalam pembibitan dan proses panen, para peneliti menggunakan fitur autopilot dari drone, yang menurut Abell merupakan hal tak biasa dalam penelitian terkait.

Hal ini bukan tidak membawa masalah, karena algoritma navigasi dalam drone sangat berbeda dari yang biasa digunakan untuk mengarahkan kemudi pada traktor pertanian.

“Kami hanya punya waktu setahun untuk mengerjakan proyek ini, jadi kami harus memilih sesuatu yang tidak memerlukan banyak pengembangan,” katanya.

Setelah satu tahun menanam, memantau dan memanen tanaman barley, para peneliti bisa menunjukkan bahwa masa depan pertanian bisa benar-benar otomatis.

Menurut Abell, masih banyak pekerjaan dan pengujian yang harus dilakukan dalam skala besar, walau sejatinya anggaran yang dikucurkan cukup kecil.

“Kira-kira kami memiliki 350.000 dollar Australia (sekitar Rp 3,5 miliar), di mana anggaran tersebut juga dipakai untuk membayar jasa tiga orang teknisi, dan membeli perlengkapan pendukung yang tidak murah,” ujar Abell.

Meski begitu, penelitian tersebut terus dilakukan dengan berbagai penyesuaian. Para peneliti berkeyakinan bahwa jika uji coba teknologi terkait berhasil, maka di kemudian hari akan menguntungkan sektor pertanian, baik secara teknologi maupun efisiensi biaya.

“Tujuan terbesarnya adalah agar petani bisa memperoleh untung sebesar-besarnya, namun dengan tugas kerja yang lebih efisien,” jelas Abell.

Sumber : liputan6.com

Komentar Anda

komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Scroll To Top
Request Lagu
Loading...