Panyabungan, StartNews – Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Mandailing Natal (Madina) dr. Faisal mengingatkan masyarakat terhadap pentingnya imunisasi polio sebagai cara melindungi diri dari berbagai macam penyakit.
“Kegiatan imunisasi polio dilakukan sejak bayi pada saat masa imunisasi yang bermanfaat untuk membentuk kekebalan tubuhnya,” kata dr. Faisal pada pembukaan sub-Pekan Imunisasi Polio (PIN) cVDPV2 di pelataran Masjid Agung Nur Ala Nur, Kecamatan Panyabungan, Madina, Sumut, Senin (13/2/2023).
Faisal mengatakan Pemkab Madina menargetkan 45.760 balita usia 0-59 bulan mendapatkan imunisasi polio pada sub-PIN yang digelar di seluruh kabupaten/kota se-Sumatera Utara (Sumut). Imunisasi ini dilakukan untuk memutus mata rantai penularan virus polio di daerah Sumut.
Faisal menyampaikan polio merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi virus, sehingga menyebabkan kelumpuhan, kesulitan bernapas hingga kematian. Virus polio ditularkan melalui kontak langsung dengan pengidap atau melalui makanan dan air yang terkontaminasi.
“Virus penyebab polio menyebar sangat cepat, sehingga imunisasi ini wajib dilakukan,” tegas Faisal.
Faisal mengatakan imunisasi dilakukan dengan polio tetes (oral). Pada awalnya, vaksin polio hanya diberikan melalui tetes, tetapi vaksin polio injeksi atau suntik lebih sering digunakan ketimbang vaksin polio tetes.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa perlindungan lapisan usus terhadap virus polio sedikit lebih rendah daripada perlindungan yang didapat dari vaksin polio Oral Poliovirus Vaccine (OPV). Namun, perlindungan lapisan kerongkongan terhadap virus polio sama saja dengan vaksinasi polio OPV.
OPV, kata Faisal, merupakan vaksin polio yang berisi virus polio yang masih hidup, tetapi sudah dilemahkan (attenuated).
“Vaksin ini diberikan secara oral berupa tetesan ke dalam mulut bayi. Orangtua pasti memilih jenis imunisasi yang paling aman untuk diberikan kepada anaknya,” lanjutnya.
Reporter: IRP