Panyabungan – StArtNews Tiap hari anak sekolah harus berjalan kaki sekitar 6 KM menuju sekolah mereka. Itulah potret akibat ketiadaan jembatan Penyeberangan Sungai Batang Gadis penghubung Desa Beringin Jaya dan Soposorik Kecamatan Panyabungan Utara Kabupaten Mandailing Natal (Madina).
Anak sekolah menengah pertama (SMP) dan menengah atas (SMA Sederajat) dari 2 desa itu harus berangkat dari rumahanya sekitar pukul 06.00 WIB menuju lokasi sekolah di pinggir Jalinsum Desa Sibaung – baung.
“Tiap pagi buta anak – anak harus berangkat dari rumah, tiba di pinggir sungai harus naik Getek/alat trasportasi perahu untuk menyeberangi sungai Batang Gadis. Hal itu akibat tidak adanya jembatan” ujar Rahmad S Nasution warga Soposorik kepada wartawan Senin (17/10).
Rahmat mengatakan, warga sebetulnya sudah sangat lama mendambakan adanya pembangunan jembatan, sehingga masyarakat terutama anak sekolah terbantu menuju sekolah mereka.
Begitu juga untuk tranasportasi kebutuhan sehari – hari warga, mulai dari pengangkutan hasil komoditi, membawa sembako dan lainnya. “Jika saja ada jembatan saya yakin rute untuk Angdes akan muncul, sehingga kita masyarakat bisa terbantu” ujarnya.
Karena itu dia mengharapkan kepada Pemkab Mandailing Natal untuk membangun jembatan. “Kasihan melihat anak sekolah harus berjalan kaki sepanjang lebih kurang 6 KM, para orangtua yang harus membawa hasil panen pertanian. Dan beberapa desa lagi diseberang Batang Gadis juga akan terbantu dengan jembatan ini” ujarnya.
Reporter : Z Ray
Editor : Hanapi Lubis