Mozaik Islam- Ada banyak jenis penyakit yang hinggap di tubuh kita. Baik penyakit yang terlihat secara fisik ataupun yang tersembunyi di balik relung hati makhluk Allah yang bernama manusia. Di antaranya adalah sifat sombong.
Banyak fenomena kesombongan yang terjadi di sekitar kita bahkan mungkin kitalah salah satu pelakunya. Sombong adalah penyakit yang sulit untuk disembuhkan karena obatnya ada pada diri kita sendiri. Allah subhannahu wata’ala berfirman:
“Dan janganlah engkau berjalan di bumi dengan berlagak sombong,karena sesungguhnya engkau tidak akan dapat menembus bumi, dan engkau tidak akan dapat menyamai setinggi gunung-gunung.” (QS. Al- Israa’ : 37).
Ada 7 jenis kesombongan yang dibenci Allah SWT:
1. Sombong karena kelebihan seseorang akan ilmu pengetahuannya baik ilmu dunia maupun akhirat. Dia menganggap dirinyalah yang paling hebat dan benar sehingga dia tidak menerima masukan kebaikan dari orang lain. Dia selalu ingin dihormati oleh orang lain terutama saat di hadapan khalayak ramai. Baik oleh bawahan ataupun muridnya bahkan selalu menuntut pelayaan yang mulia untuk dirinya. Padahal Rasullullah bersabda:“ Tidak akan masuk surga orang yang dalam hatinya terdapat kesombongan walau hanya sebesar zarah.” (HR. Muslim).
2. Kesombongan karena merasa lebih dalam hal ibadah.
Penyakit orang ‘abid yang merasa diri mereka terlalu banyak beribadah dibandingkan orang lain sehingga menimbulkan sifat bangga diri dan membuat mereka terpedaya oleh tipu daya setan yang melenakan, karena beranggapan orang lain tidak bisa melakukan ibadah seperti mereka. Allah mengecam mereka dalam Surat Luqman ayat 18 dan Rasulullah juga bersabda: “bahwa siapa yang memuji dirinya sendiri atas suatu amal shalih berarti sudah tersesat dari mensyukurinya dan gugurlah segala amal perbuatannya.
3. Sombong karena membanggakan keturunan yang mulia dan bangsawan.
Sifat sombong ini mirip dengan kaum Bani Israil yang dilaknat Allah seperti yang tercantum dalam Al- Quran, mereka bangga dengan keturunan mereka yang banyak menjadi Nabi dan konon ikutan merasa mulia dikasihi Tuhan.
4. Sombong mempunyai fisik yang sempurna cantik ataupun tampan sehingga memandang orang lain dengan hina dan merendahkan ciptaan Allah dengan sindiran yang melukai perasaan orang lain.
6. Sombong karena kegagahan hingga membully siapa saja dengan kekuatan badan yang tak tertandingi.
7. Sombong dan bangga karena memiliki pengikut yang berada di belakangnya seperti orang alim yang berbangga dengan banyaknya murid yang memuji.
Ingatlah akibat yang timbul dari sifat sombong. Orang yang sombong hanya akan mendapat murka Allah, dijauhkan dari hidayah dan membuat kita mengabaikan perintah-Nya. Orang yang sombong hanya akan menjadi penghuni neraka layaknya iblis yang sombong kepada Adam AS. Seperti Qarun yang sombong pada jaman Nabi Musa yang bermegah-megahan dengan hartanya, Firaun yang sombong untuk menyembah pada penciptanya dan kisah Fulan yang durhaka karena sombong mengakui ibunya.
Sombong juga akan menjauhkan kita dari keharmonisan bermasyarakat karena sifat sombong hanya menimbulkan pecah belah terhadap tetangga sekitar.
Karena sifat sombong mementingkan diri sendiri, sebuah keluarga akan kehilangan rasa bahagianya. Kesombongan juga akan membuat para pemimpin mementingkan diri sendiri dan tidak perhatian dengan rakyatnya yang kecil. Perpecahan,huru-hara di muka bumi juga akan mudah terjadi jika para pemimpin sombong tidak bisa menghargai Negara orang lain .
Sebaliknya kebahagiaan dan kedamaian akan tercipta andai manusia saling rendah diri, hormat-menghormati seperti intisari yang diajarkan dalam Islam.
Apa yang patut kita banggakan, dunia ini titipan-Nya dan akan kembali kepada-Nya pula.
Ingatlah kita tercipta dari setetes air yang hina (mani), kita terlahir juga tidak membawa apa-apa begitupun saat Allah memanggil kita. Saudaraku maukah kita dipandang hina di hadapan-Nya kelak?
Seperti sabda Rasulullah “Orang yang sombong, keras kepala, dan takabbur akan dikumpulkan pada hari kiamat di dalam bentuk semut yang kecil yang dipijak mereka oleh manusia karena hinanya mereka pada Allah.” (diriwayatkan oleh abu hurairah dan Al-Bazzar)..”
Eeditor : Hanapi Lubis