Andi Widjajanto, Orang Penting Istana Sejak Transisi SBY-Jokowi

Andi Widjajanto, Orang Penting Istana Sejak Transisi SBY-Jokowi

Tokoh Kita – Andi Widjajanto bakal dilantik menjadi gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara hari ini, Senin (21/2). Andi Widjajanto dilantik menjadi Gubernur Lemhannas menggantikan posisi Agus Widjojo yang kini menjabat Duta Besar Indonesia untuk Filipina.

Andi bukan sosok asing di lingkaran Jokowi yang berkuasa sejak 2014. Ia pun pernah menjabat beberapa posisi penting pemerintahan mantan wali kota Solo itu

Nama Andi mulai muncul ketika menjadi Deputi Tim Transisi pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla (JK). Tugas utama tim tersebut adalah mempersiapkan transisi pemerintahan dari Presiden SBY ke Jokowi-JK.

Setelah itu, Andi ditunjuk sebagai Sekretaris Kabinet sejak 3 November 2014. Namun, posisinya tak bertahan lama. Andi diganti oleh Pramono Anung pada 12 Agustus 2015.

Meskipun demikian Andi tetap berada di pusat kekuasaan Jokowi. Ia diangkat menjadi Penasihat Senior Kepala Staf Kepresidenan pada 2016. Selain itu, Andi juga menjadi Koordinator Laboratorium Indonesia 45.

Andi juga dikenal sebagai anak politikus senior PDIP yakni Mayjen TNI (Purn) Theo Syafei. Theo merupakan mantan Pangdam IX/Udayana dan mantan anggota DPR 2004-2009 lalu.

Sebelum terjun ke dunia politik, Andi dikenal luas sebagai akademisi.

Pria kelahiran September 1971 itu sempat mengenyam pendidikan di jurusan HI FISIP Universitas Indonesia. Kemudian Ia mendapat gelar sarjana dari School of Oriental dan African Studies University of London.

Andi turut mendapatkan Master of Sciences dari London School of Economics, sekaligus juga meraih gelar Master of Sciences di Industrial College of Armed Forces, Washington DC, Amerika Serikat pada 2003.

Ia juga mempelajari studi hubungan internasional di S. Rajaratnam School of International Studies (RSIS) di Singapura.

Saat menjadi akademisi, Andi banyak mengkaji perihal isu militer. Pada tahun 2008 lalu misalnya Andi menerbitkan sebuah buku berjudul ‘Hubungan Intelijen-Negara 1945-2004″.

Andi juga turut terlibat dalam penelitian Reformasi Militer 2009-2014, hasil kerja sama Pacivis (Pusat Kajian Global Civil Society) UI dan Friedrich Ebert Stiftung.

Sumber: cnnindonesia.com

Komentar Anda

komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Scroll To Top
Request Lagu
Loading...