Bersatu untuk Palestina Berdaulat

Pojok Redaksi – KEMERDEKAAN tanpa kedaulatan bukanlah kemerdekaan sebenar-benarnya.
Itulah yang hingga kini dialami Palestina.
Secara formal, Palestina mendeklarasikan kemerdekaan pada 15 Nopember 1988.
Hingga kini, 137 negara mengakui kemerdekaan negeri itu.
Bahkan, Perserikatan Bangsa-Bangsa mengibarkan bendera Palestina di luar markas PBB di New York, AS, tahun lalu, sebagai bentuk pengakuan atas kemerdekaan dan eksistensi negara tersebut.

Bersatu untuk Palestina Berdaulat
Akan tetapi, Pelestina belum sepenuhnya merdeka.
Israel masih ‘menjajah’ dan menebar kekerasan di sana.
Cakupan wilayah Israel makin besar dan Palestina kian terdesak.
Untuk itulah, masalah Palestina menjadi isu utama dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa Ke-5 Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) di Jakarta, 6-7 Maret 2016.
Proses perdamaian Palestina-Israel macet sejak April 2014 saat perundingan kedua pihak yang dimediasi Menlu AS John Kerry kolaps.
Sejak itu, isu kedaulatan Palestina tenggelam oleh isu lain di kawasan Timur Tengah, seperti radikalisme milisi Islamic State di Irak dan Suriah, konflik berdarah di Suriah, perang di Yaman, dan perseteruan Iran-Arab Saudi.
KTT OKI di Jakarta menandai pembicaraan soal Palestina bergaung kembali setelah dua tahun tenggelam.
Indonesia tidak sebatas tuan rumah konferensi, secara tegas juga mendukung kedaulatan Palestina. Ketegasan sikap itu membanggakan dan layak diapresiasi.
Dukungan Indonesia itu tegas disampaikan Presiden Joko Widodo, saat mengawali pidato pembukaan konferensi.
Mengutip pidato Presiden Pertama RI Soekarno yang menegaskan bahwa selama kemerdekaan bangsa Palestina belum diserahkan kepada orang-orang Palestina, selama itulah bangsa Indonesia menentang penjajahan Israel.
Harus tegas dikatakan bahwa sebagai bangsa dan negara, Indonesia menjalankan politik bebas aktif.
Lebih dari itu, kita mempunyai sentimen kesejarahan dan emosional yang tidak pernah padam dalam membela Palestina.
Simpati dan dukungan Indonesia kepada Palestina dibangun atas dasar kemanusiaan.
Membela perjuangan Palestina sejatinya membela kemanusiaan.
Palestina ialah kisah penderitaan akibat konflik teramat panjang dalam sejarah.
Konflik itu demikian panjangnya sehingga menggugah rasa keadilan dan kemanusiaan.
Kita tentu prihatin atas kondisi Palestina. Namun, prihatin saja tidak cukup.
OKI harus mencari solusi komprehensif untuk mewujudkan Palestina berdaulat. Indonesia bisa menjadi lokomotif OKI untuk melipatgandakan upaya mewujudkan kedaulatan Palestina.
KTT menghasilkan resolusi tentang prinsip dasar sikap OKI atas konflik Palestina.
KTT juga menelurkan Deklarasi Jakarta, berisi langkah konkret resolusi.
KTT harus menjadi tempat bagi OKI untuk bersatu menekan Israel sehingga sikap keras kepala negara Zionis itu berkurang.
Kita sepakat dengan Menlu Retno LP Marsudi bahwa Israel harus ditekan lebih banyak lagi oleh negara-negara internasional.
Kita berharap KTT OKI di Jakarta menjadi arena untuk meningkatkan upaya mewujudkan negara Palestina berdaulat, Palestina merdeka yang sebenar-benarnya.
Comments
This post currently has no comments.