Fakta Menarik Kayong Utara, Habitat Kijang Mini

Fakta Menarik Kayong Utara, Habitat Kijang Mini

Tahukah Anda – Kayong Utara merupakan salah satu kabupaten hasil pemekaran di Provinsi Kalimantan Barat. Sebelum menjadi daerah otonom, Kayong Utara masuk dalam wilayah Kabupaten Ketapang. Pendiriannya berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2007 tentang pembentukan Kabupaten Kayong Utara di Provinsi Kalimantan Barat.

Kabupaten ini memiliki luas wilayah 4.221 kilometer persegi. Luasan ini relatif lebih kecil dibandingkan kabupaten/kota lain di Kalimantan Barat. Terdapat enam kecamatan di Kayong Utara, yaitu Teluk Batang, Seponti, Pulau Maya, Kepulauan Karimata, Sukadana, dan Simpang Hilir.

Sebagian besar wilayah kabupaten ini berupa perairan laut dan memiliki banyak pulau. Terdapat 104 pulau yang masuk ke dalam wilayah kabupaten, yang tersebar pada empat kecamatan yaitu Sukadana, Simpang Hilir, Pulau Maya, dan Kepulauan Karimata. Dari 104 pulau itu, hanya 14 pulau saja yang berpenghuni. Meski begitu, potensi kelautannya cukup besar.

Kabupaten Kayong Utara berbatasan dengan Kabupaten Kubu Raya, Kabupaten Ketapang, dan Selat Karimata di sebelah utara, Selat Karimata dan Kabupaten Ketapang di sebelah selatan, Selat Karimata di sebelah barat, serta Kabupaten Ketapang di sebelah timur.

Asal-muasal Nama Kabupaten

Masyarakat wilayah Ketapang Utara (wilayah Kayong Utara saat ini) tidak mau melepaskan identitas mereka sebagai masyarakat Kayong, yang merupakan penyebutan wilayah Ketapang secara keseluruhan. Kayong dapat diartikan pula sebagai Tanah, sedangkan Utara karena posisi kabupaten yang berada di utara kabupaten induk, Ketapang.

Menurut J.U. Lontaan dalam buku Sejarah Hukum Adat dan Adat Istiadat Kalimantan Barat, Kayong merupakan nama sebuah kampung yang berasal dari nama jenis tumbuhan yang banyak tumbuh di muara sungai. Masyarakat setempat menyebut tumbuhan tersebut sebagai Kayong.

Taman Nasional Gunung Palung

Taman Nasional Gunung Palung berada di Kecamatan Simpang Hilir. Taman nasional ini awalnya berstatus sebagai kawasan Suaka Margasatwa berdasarkan Surat Keputusan Het Zelfbestuur Van Het Landschap Simpang Nomor: 4/13.ZB/1937 tanggal 4 Februari 1937.

Pada 24 Maret 1990 melalui Surat Pernyataan Menteri Kehutanan Nomor 448/Menhut-VI/1990, kawasan Suaka Margasatwa Gunung Palung diresmikan sebagai taman nasional dengan nama Taman Nasional Gunung Palung. Luasnya 95.542,10 hektare.

Taman nasional ini merupakan habitat bagi kurang lebih 2.500 ekor orangutan. Fauna lainnya seperti, bekantan, kelempiau (Hylobates albibarbis), serta fauna langka yang bernama Kijang Mini, yang adanya hanya di kawasan ini saja. Terdapat pula berbagai jenis flora di antaranya, pohon jelutung, pohon damar, dan anggrek hitam.

Pantai Pulau Datok

Pantai Pulau Datok terletak di Pangkalan Buton, Kecamatan Sukadana. Pantai ini merupakan objek wisata primadona Kabupaten Kayong Utara.

Pantai ini menyajikan pemandangan pasir putih yang indah dengan deburan ombak yang tidak terlalu tinggi. Terdapat pula jajaran pohon-pohon hijau pada bibir pantai yang masih rimbun. Para wisatawan dapat menyeruput es kelapa muda sembari melihat matahari terbenam.

Taman Mangrove Sukadana

Taman Mangrove Sukadana berada di Kecamatan Sukadana, dekat dengan Pantai Pulau Datok. Luas wilayah hutan mangrove ini mencapai 141,14 kilometer persegi. Kawasan ini berperan ekologis bagi Kayong Utara karena memiliki tujuh jenis flora dengan lima familia.

Terdapat pula jembatan kayu dalam hutan mangrove yang dapat dijadikan spot foto oleh para wisatawan serta berbagai spot foto lainnya. Jembatan sepanjang 865 meter ini dapat digunakan untuk menyusuri kawasan hutan.

Masjid Agung Oesman Al-Khair

Masjid Agung Oesman Al-Khair berada di Kelurahan Sutra, Kecamatan Sukadana. Nama masjid ini diambil dari nama pemimpin MPR RI Oesman Sapta Odang yang mewakafkan tanahnya untuk pembangunan masjid.

Masjid Agung Oesman Al-Khair mampu menampung hingga 3000 jemaah. Masjid ini menawarkan pemandangan indah yang bisa disaksikan pada sore hingga malam hari, yakni bangunan masjid yang berwarna putih tampak bercahaya.

Arsitektur masjid terapung ini menyerupai Masjid Agung Arrahmah di Jeddah, Arab Saudi. Interior masjid ini bergaya Maroko dengan kaligrafi di dalam masjid diukir oleh Imam Masjid Agung Yogyakarta.

Makanan dari Durian

Lempok durian menjadi salah satu makanan khas di Kayong Utara, mirip oleh-oleh dari tanah Sumatera. Lempok durian berbeda dengan dodol durian dalam hal bahan utama yang digunakan.

Bahan utama dodol durian berupa tepung beras dan buah durian yang hanya dijadikan sebagai pelengkap rasa. Tetapi, lempok durian menggunakan buah durian sebagai bahan utama yang dicampur dengan gula dan sedikit garam.

Penghasil utama durian berada di Desa Sedahan Jaya di Kecamatan Sukadana. Durian ini memiliki rasa yang lemak manis.

Sumber: Liputan6.com

Komentar Anda

komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Scroll To Top
Request Lagu
Loading...