Padangsidimpuan, StartNews – Kepala SD Negeri 200218 Padangsidimpuan Alihot Suhaimi Harahap membuat laporan polisi terkait hilangnya seluruh atap bangunan dan rusaknya berbagai fasilitas di sekolah yang dia pimpin.
“Pencurian dan perusakan itu sudah saya laporkan ke polisi. Saat ini Dinas Pendidikan, atas perintah Pak Wali Kota, sedang memperbaiki kembali bangunan dan mobiler yang rusak,” kata Alihot Harahap di Padangsidimpuan, Senin (11/10/2021).
Sesuai dengan Surat Tanda Terima Laporan Polisi nomor STPL/336/X/SPKT/Polres Padangsidimpuan/Polda Sumatera Utara, laporan tentang Pasal 363 KUH Pidana itu diterima Kanit III SPKT Aiptu Timbul Harahap pada Sabtu (9/10/2021).
Adapun sekolah yang dicuri atapnya dan dirusak jendela, pintu, meja, kursi, dan lemarinya itu berada di perbukitan sekitar Jalan Mangaraja Maradat/Jalan Melati, Kelurahan Ujung Padang, Kecamatan Padangsidimpuan Selatan.
Sebelum dibersihkan, sekolah itu sangat berantakan. Atap bangunan tinggal kayu, plafon triplek hancur, meja dan kursi rusak berat, buku-buku dan lemarinya berantakan di lantai. Bahkan, banyak ditemukan alat hisap sabu-sabu (bong) dan alat kontrasepsi bekas.
Menurut informasi dari kepsek, laporan polisi tersebut merupakan kali kelima dibuat kepala sekolah sejak tahun 2010 atau sejak Kota Padangsidimpuan dipimpin Wali Kota Zulkarnain Nasution dan Andar Amin Harahap sampai Wali Kota Irsan Efendi saat ini.
Berulangkali barang yang dicuri itu diganti dan kerusakan diperbaiki, tetapi peristiwa pencurian dan perusakan tetap terjadi. Utamanya pada saat sekolah masih menerapkan proses belajar dalam jaringan (daring) kemarin.
BACA JUGA: Miris, Masih Ada SD Negeri Beratap Langit di Kota Padangsidimpuan
“Saya sudah cari-cari arsipnya, cuma surat tanda bukti laporan polisi tahun 2019 yang saya temukan. Ketika itu kepala sekolah dijabat Pak Syafri Nasution dan laporannya itu juga tentang pencurian,” kata Alihot Harahap.
Sesuai STPL/12/I/2019/SU/PSP tertanggal 11 Januari 2019 yang diterima Kanit SPKT ‘C’ Aipda Sofyan K. Siregar itu, Kepala SD Negeri 200218 Syafri Nasution melaporkan tindak pidana pencurian aset berupa buku-buku dari dalam ruangan.
Jumlah murid sekolah itu saat ini hanya enam orang. Terdiri dari satu murid kelas VI bernama Shakty Maulana Lumban Raja. Lima murid kelas V bernama Juliani Siregar, Muhammad Nafis, Riza Putra Pratama, Ridhoansyah, dan Yusup Harahap.
Sementara jumlah guru hanya dua orang ditambah satu orang kepala sekolah. Kemudian baru-baru ini Dinas Pendidikan mengangkat satu orang tenaga honorer sebagai penjaga sekolah.
“Saat ini enam murid dan dua guru itu kita tumpangkan di SD Negeri terdekat atau di sekitar Stadion HM Nurdin. Jaraknya sekitar 1 kilometer dari sekolah ini,” jelas Alihot Harahap.
Dia menambahkan, meskipun setiap tahun dibuka penerimaan murid baru, tetapi tidak ada yang mendaftar. Selama ini murid paling banyak berasal dari Panti Sosial Anak milik Pemerintah Provinsi Sumatera Utara yang ada di Jalan Melati, depan makam pahlawan.
Kepala sekolah dan guru memaklumi tidak ada orangtua yang menyekolahkan anak di SD itu. Pertama, karena bangunan enam ruang kelas serta mobilernya rusak, sering ditemukan binatang berbisa yang datang dari hutan dan semak sekitar sekolah.
“Kamar mandi tidak berfungsi karena ketiadaan sumber air. Paling utama lagi adalah Panti Sosial Anak Pemprovsu di Sidimpuan tidak lagi menampung anak usia SD. Selama ini, dari sana murid kita paling banyak,” jelas Alihot.
Reporter: Rls