Panyabunagn, StartNews – Keinginan Soripada Siregar untuk berjumpa anaknya akhirnya terkabul. Namun malang, anaknya yang selama ini menuntut ilmu di Pondok Pesantren Musthafawiyah Purbabaru sudah meninggal. Warga menemukan jenazah Mursyadil Kamil (20 tahun) mengambang di permukaan sungai di daerah Hutabargot, Kecamatan Hutabargot, Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Kamis (26/1/2023) pagi ini.
Sehari sebelumnya, Soripada Siregar sengaja datang dari Riau untuk mencari anaknya yang hanyut di Sungai Aek Singolot, Desa Purbabaru, Kecamatan Lembah Sorik Marapi, Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Sumatera Utara, Minggu (22/1/2023) lalu.
Meski sesekali terjatuh akibat derasnya arus sungai, Soripada terlihat tetap semangat. Dia ingin berjumpa dengan sang anak yang selama ini menuntut ilmu di Pondok Pesantren Musthafawiyah Purbabaru. Bersama sejumlah santri, Soripada pun terjun ke sungai untuk mencari anaknya.
Dengan tenaga yang sudah terkuras akibat kurang istirahat, ayah empat anak asal Pinang Sebatang Timur, Kecamatan Tualang, Kabupaten Siak, Provinsi Riau ini terus menelusuri daerah aliran sungai (DAS) Aek Singolot. Tak jarang kedua tangan Soripada terpaksa dipegang beberapa santri agar ayah Mursyadil Kamil itu tidak terjatuh di sungai.
Soripada tiba di Madina pada Selasa (24/1/2023) sekitar pukul 10.00 WIB. “Begitu dapat kabar dari pesantren anak saya hanyut, saya langsung siap-siap berangkat. Saya kesini bersama kawan, yang juga wali santri Musthafawiyah,” katanya.
Soripada menyebutkan Musyadil Kamil merupakan anak bungsu dari empat bersaudara. Istrinya, atau ibu Musyadil Kamil sudah meninggal pada tahun 2017 saat anaknya yang hanyut ini baru kelas satu tsanawiyah di Musthafawiyah.
Jenazah Mursyadil Kamil ditemukan setelah upaya pencarian dilakukan empat hari. Jenazahnya ditemukan di aliran sungai daerah Hutabargot, Kecamatan Hutabargot, Kamis (26/1/2023) pagi ini.
Penemuan jenazah santri yang hanyut terbawa arus Sungai Aek Singolot ini mengundang kerumunan warga untuk melihat Tim SAR Gabungan mengevakuasi jenazah santri malang itu. Satu unit mobil ambulans disiapkan untuk membawa jenazah Mursyadil ke rumah sakit untuk keperluan autopsi.
Beberapa warga terlihat tak kuasa menahan rasa sedih dan haru. Pasalnya, kabar hanyutnya santri Musthafawiyah itu sempat membetot perhatian pemerintah dan masyarakat. Pemerintah Kabupaten Madina membentuk Tim SAR Gabungan untuk melakukan pencarian.
Kepala BPBD Madina Mukhsin Nasution mengatakan awalnya jenazah Mursyadil ditemukan oleh anak sekolah dasar saat berangkat sekolah melintasi jembatan di Hutabargot, Mereka melihat ada jenazah hanyut di sungai, Lalu, anak sekolah itu melapor ke warga.
Menurut Mukhsin, puluhan warga kemudian mendatangi lokasi yang ditunjuk anak sekolah itu. Warga kemudian mengevakuasi jenazah santri itu ke pinggir sungai. Setelah itu, warga melaporkan penemuan jezah itu ke Basarnas dan BPBD Madina.
Tak lama kemudian, Tim SAR Gabungan datang ke lokasi dan membawa jenazah Mursyadil ke rumah sakit untuk keperluan autopsi.
Reporter: Saparuddin Siregar