Legislator Sumut Ini Soroti Efek Jangka Panjang H2S bagi Kesehatan Masyarakat

Legislator Sumut Ini Soroti Efek Jangka Panjang H2S bagi Kesehatan Masyarakat

Panyabungan, StartNews – Kebocoran gas diduga hidrogen sulfida (H2S) di wilayah kerja PT Sorik Marapi Geothermal Power (SMGP) yang sering terulang membuat para legislator di DPRD Sumatera Utara (Sumut) turut bersuara. Fahrizal Efendi Nasution dari Komisi D, misalnya, menyoroti efek jangka panjang H2S bagi kesehatan masyarakat mengingat adanya pergerakan udara.

“Bagaimana efek kesehatan jangka panjang terhadap masyarakat mengingat ada pergerakan udara. Berapa radius jarak aman bagi kesehatan,” ujar Fahrizal Efendi, Jumat (30/9/2022).

Anggota DPRD Sumut daerah pemilihan (dapil) tujuh itu menyampakan kecemasannya menanggapi kasus keracunan yang dialami warga Desa Sibanggor Julu dan Sibanggor Tonga di Kecamatan Puncak Sorik Marapi (PSM), Kabupaten Mandailing Natal (Madina) pada 27 September 2022.

Akibat insiden tersebut, sebanyak 79 warga Desa Sibanggor Julu dan Desa Sibanggor Tonga terpaksa dilarikan ke RSUD Panyabungan untuk mendapatkan pengobatan. Merka diduga terpapar gas beracun dari kegiatan pembukaan wellpad sumur T-11 miliki  PT SMGP.

Hingga saat ini, menurut Fahrizal, belum ada hasil pemeriksaan medis mengenai dampak kesehatan jangka panjang bagi mereka yang sudah pernah menghirup gas beracun H2S.

“Mereka yang terpapar jelas langsung terlihat efeknya. Antara lain bisa pusing, mual atau muntah. Bahkan dapat menyebabkan kematian,” kata legislator bergelar Sutan Kumala Bongsu Lenggang Alam ini.

Itu sebabnya, Fahrizal menilai perlu dilakukan penelitian terkait radius berapa meter gas yang diduga H2S aman jika terhirup manusia. “Ini perlu dikaji. Sejauh mana dampak buruknya bagi kesehatan tubuh manusia mengingat ada pergerakan udara,” katanya.

Fahrizal mengaku cemas H2S tersebut telah mencemari udara dengan radius yang lebih jauh, sehingga melintasi pemukiman padat penduduk. Bahkan, tidak menutup kemungkinan sampai ke Panyabungan.

Itu sebabnya, dia mempertanyakan efek kesehatan jangka panjang terhadap masyarakat mengingat ada pergerakan udara. “Sebenarnya, berapa radius jarak aman bagi kesehatan?” tanya Fahrizal.

Fahrizal menganalogikan efek jangka panjang mercuri yang dapat berdampak buruk bagi kesehatan manusia atau mahluk hidup lainnya, meskipun zat itu hanya terhirup, tersentuh kulit, apalagi masuk ke dalam tubuh.

“Apakah dampak mercuri sama dengan H2S jika dalam jangka panjang dalam tubuh kita. Perlu dilakukan penelitian atau tes emisi udara,” katanya.

Anggota Fraksi Hanura DPRD Sumut itu yakin efek negatif H2S atau jenis zat lainnya yang menyebabkan warga di sekitar aktivitas PT SMGP keracunan, lebih ganas dari mercuri yang biasa dipakai dalam proses tambang emas.

“Kalau mercuri, bersentuhan dengan kita atau dipegang berapa kilo pun, saat ini tak ada efek samping. Namun, dalam jangka panjang sangat tidak aman bagi kesehatan manusia,” katanya.

Itu sekadar perbandingan. H2S sifatnya bisa berpindah tempat melalui angin. Zat yang fisiknya tidak tampak, tetapi memungkinkan masuk ke dalam tubuh melalui udara.

Dalam kaitan ini, menurut Fahrizal, sama halnya perokok pasif, yang dalam jangka panjang tetap berdampak buruk bagi kesehatan manusia.

“Dari rentetetan insiden yang terjadi, keberadaan perusahaan panas bumi itu harus dikaji secara mendalam. Jangan sampai warga terus jadi bulan-bulanan akibat aktivitas PT SMGP,” katanya.

Reporter: Rls

Komentar Anda

komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Scroll To Top
Request Lagu
Loading...