Panyabungan, StartNews – Sanggar Samisara di bawah binaan Drs. Askolani Nasution menyosialisasikan penulisan cerpen berbahasa Mandailing di 16 SMA dan SMK di Kabupaten Mandailing Natal (Madina). Kegiatan ini terkait dengan Program Bantuan Pemerintah Fasilitasi Kebahasaan dan Kesastraan Tahun 2024.
Sosialisasi ini direncanakan berlangsung dalam tiga hari, 18-20 Juli 2024. Ke-16 sekolah tersebut dibagi dalam enam gugus. Untuk Kamis (18/7/2024), salah satu sekolah penyelenggara adalah SMA Negeri 2 Plus Panyabungan.
Kepala SMAN 2 Plus Panyabungan Hendri mengapresiasi kegiatan yang dimotori Sanggar Samisara ini. “Apresiasi untuk Sanggar Samisara yang telah berperan membantu siswa dalam hal yang positif,” katanya di aula SMA Negeri 2 Plus Panyabungan, Kompleks STAIN Madina, Panyabungan.
Dia berpesan kepada para peserta yang berasal dari tiga sekolah; SMA Negeri 1 Panyabungan, SMA Negeri 2 Plus Panyabungan, dan SMA Negeri 3 Panyabungan agar mengikuti kegiatan dengan baik sehingga siap mengikuti kompetisi menulis cerpen yang diselenggarakan sanggar Samisara.
“Hal-hal baik yang dipelajari hari ini akan memberikan dampak positif di masa depan,” jelasnya.
Hendri mengingatkan peserta untuk mempersiapkan masa depan dengan baik, terutama menyongsong Indonesia Emas 2045. “Perkiraan penduduk di tahun 2045 sekitar 325 juta dengan 70 persen usia produktif. Kami tidak rida kalau bangsa ini ada dipimpin generasi yang loyo,” tegasnya.
Iqbal Harun dari sanggar Samisara menerangkan, tahun ini hanya ada dua komunitas atau sanggar di Sumatera Utara yang menerima bantuan fasilitasi dari Kemendikbudristek.
Mahasiswa pascasarjana di USU ini mengungkapkan ada tiga program yang akan dilaksanakan sanggar Samisara. Pertama, sosialisasi dan lomba menulis cerpen berbahasa Mandailing
Kedua, sosialisasi dan cipta ende/ungut-ungut. Ketiga, pementasan drama Sampuraga Jatuh Cinta.
“Untuk sosialisasi cerpen pesertanya adalah siswa dari 16 SMA/SMK yang ditunjuk. Untuk ende atau ungut-ungut dibagi dua kategori, mahasiswa dan umum dengan masing-masing peserta sosialisasi adalah 100 orang,” katanya.
Iqbal menjabarkan, sosialisasi cerpen dibagi dalam enam gugus yang setiap gugus terdiri dari tiga sekolah, baik SMA maupun SMK. “Jumlah peserta setiap gugus sebanyak 67 orang,” tuturnya.
Dia pun menekankan agar setiap sekolah, utamanya guru pendamping, mendorong peserta menulis cerpen dan menjaring minimal tiga terbaik untuk diikutkan dalam lomba. “Dengan begitu akan terkumpul minimal 54 cerpen,” terangnya.
Dari 54 cerpen itu, panitia akan menyeleksi 15 terbaik untuk diterbitkan menjadi buku. Pemenang pertama sampai ketiga akan diberikan hadiah berupa uang pembinaan dan piala. Sementara peringkat 4-15 mendapatkan piagam penghargaan.
Reporter: Roy Adam