Mengenal Reinfeksi Covid-19, Kenapa Bisa Terjadi?

Mengenal Reinfeksi Covid-19, Kenapa Bisa Terjadi?

Tips dan Info – Sejumlah penyintas Covid-19 melaporkan mengalami reinfeksi di tengah penyebaran varian Omicron. Apa itu reinfeksi dan kenapa bisa terjadi?

Reinfeksi Covid-19 adalah kondisi yang terjadi saat seseorang pernah positif Covid-19, lalu sembuh, dan terinfeksi kembali setelah beberapa waktu. Seseorang yang mengalami infeksi ulang bisa sudah divaksin lengkap, vaksin sebagian, atau tidak divaksinasi sama sekali.

Fenomena reinfeksi Covid-19 ini menimbulkan pertanyaan lanjutan mengapa bisa terjadi. Pasalnya, seseorang yang sudah pernah terinfeksi Covid-19 disebut sudah memiliki antibodi.

Hingga saat ini, para ahli belum mengetahui secara pasti mengenai perkembangan antibodi dan infeksi ulang Covid-19. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) menyatakan saat ini masih melakukan penelitian mengenai seberapa sering infeksi ulang terjadi, siapa orang yang berisiko lebih tinggi terinfeksi ulang, seberapa cepat infeksi ulang terjadi setelah infeksi sebelumnya, tingkat keparahan reinfeksi, dan risiko penularan ke orang lain.

Salah satu data yang tersedia mengenai reinfeksi Covid-19 berasal dari Washington State Department of Health (DOH). Berdasarkan data dari 1 September hingga 26 Desember, terdapat total 4.404 kasus reinfeksi ulang dari 264.520 kasus.

Sebanyak 223 orang atau 5,1 persen yang mengalami reinfeksi tersebut menjalani perawatan di rumah sakit. Sebanyak 0,1 persen atau 9 orang yang mengalami reinfeksi meninggal dunia.

Lebih dari setengah atau 2.640 orang (59.9 persen) orang yang mengalami reinfeksi tidak divaksin Covid-19.

Berdasarkan data ini, DOH menyimpulkan sejumlah faktor risiko risiko ulang meliputi:

risiko tertular Covid-19 dari orang lain, kontak dekat dengan orang positif Covid-19 meningkatkan risiko reinfeksi
status vaksinasi, penyintas yang tidak divaksinasi berisiko tinggi mengalami reinfeksi
kondisi pasien, misalnya seperti memiliki komorbid dan daya tahan tubuh yang lemah.

DOH menyatakan risiko ini dapat berubah seiring waktu ketika kekebalan berkurang atau ketika varian baru muncul. Disinyalir kehadiran varian Omicron juga ikut mempengaruhi tingginya reinfeksi ulang beberapa waktu terakhir.

Sumber: cnnindonesia.com

 

Komentar Anda

komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Scroll To Top
Request Lagu
Loading...