Menyungga Rio Berlaga

Menyungga Rio Berlaga

POJOK REDAKSI – DI tengah keterpurukan prestasi olahraga nasional selama lebih dari satu dekade terakhir, kepastian bakal berlaganya pembalap muda Indonesia, Rio Haryanto, di ajang Formula 1 musim 2016 mestinya dapat menjadi kabar menyegarkan.

Memang ada pro dan kontra yang mewarnai kabar bergabungnya Rio sebagai pembalap kedua di tim Manor Racing itu. Yang kontra terutama menyoroti besarnya dana yang mesti ‘disetorkan’ ke tim tersebut yang mencapai 15 juta euro atau setara dengan Rp225 miliar.

Apalagi, sebagian dana itu, sekitar Rp100 miliar, amat mungkin akan diambil dari anggaran negara. Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi sudah memastikan bakal mengajukan dana sebesar itu di pembahasan APBN Perubahan 2016. Sebagian dana lagi sebesar 5 juta euro akan di-backup Pertamina dan 3 juta euro dari manajemen Rio.

Muncul pertanyaan, layakkah Rio mendapat dukungan penuh dari negara, termasuk dukungan dari sisi dana yang besar? Tentu saja publik boleh berdebat soal ini.

Namun, yang mesti publik ingat, ini bukan soal Rio Haryanto semata. Keberhasilan anak muda itu mencuri perhatian tim peserta Formula 1 untuk merekrutnya harusnya bisa dimaknai sebagai kesempatan sekaligus spirit bagi bangsa ini untuk bangkit, keluar dari keterpurukan olahraga selama ini. Pada sisi ini apa yang sudah dicapai Rio sangat patut mendapat apresiasi.

Rio dan berjuta-juta kaum muda di negeri ini ialah aset bangsa. Terlebih lagi kepada anak-anak muda yang memiliki kecakapan dan prestasi, tak selayaknya negara atau pemerintah tidak menyokong dan malah meninggalkan mereka. Negara wajib menyungga demi mengalirkan spirit prestasi yang sama ke anak-anak muda lain.

Ihwal dukungan dana yang dikucurkan, bukankah logikanya sama dengan ketika pemerintah membiayai tim nasional sepak bola, bulu tangkis, atau cabang olahraga lain ke ajang kompetisi internasional?

Artinya, dengan memberikan sokongan dana, bukan berarti pemerintah sedang membiayai hobi Rio, melainkan sebuah investasi untuk negara. Dalam investasi, tentu harus melihat peluang ke depan selain keuntungan yang mampu dihasilkan.

Meski demikian, pemerintah juga tak boleh menutup mata dari kritik dan pendapat kontra. Bagaimanapun, uang negara tidak bisa disalurkan serampangan tanpa dasar dan pertanggungjawaban. Karena itu, pemerintah mesti menentukan mekanisme pertanggungjawaban yang tepat atas dana yang akan dikeluarkan untuk modal Rio berlaga.

Ke depan pemerintah tampaknya juga perlu mengatur standar klasifikasi atau prestasi seorang atlet yang layak mendapatkan kucuran dana dari anggaran negara. Kita tidak ingin perlakuan spesial pemerintah kepada Rio Haryanto diartikan lain oleh pihak-pihak tertentu untuk beramai-ramai meminta dukungan dana pemerintah.

Di era ini, akuntabilitas seperti itu mesti tetap dikedepankan. Itu bukan untuk menghalang-halangi, melainkan justru untuk memberikan penghargaan kepada mereka yang berprestasi dan mengharumkan nama bangsa di kancah global.

Kini, biarkan Rio berlaga. Ia punya bakat. Ia memiliki potensi dan kemampuan yang besar. Ketika kesempatan bagi Rio untuk melompat terbuka lebar, tidak alasan bagi kita, termasuk negara, untuk tidak mendukungnya.

Komentar Anda

komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Scroll To Top
Request Lagu
Loading...