Rumah Tempat Lahir Jenderal Abdul Haris Nasution Memprihatinkan


Foto: Rumah Keluarga Jenderal Abdul Haris Nasution
Kotanopan, StArtNews -Siapa yang tidak kenal dengan sosok Abdul Haris Nasution. Seorang Pahlawan Nasional dan Jenderal Besar bintang lima di negara Republik Indonesia. Peletak dasar perang grilya, KSAD 1944-1952, 1955-1962, Menko Polkam 1954-1966, Ketua MPRS 1966-1972 dan masih banyak jabatan lainnya.
Gaya hidupnya bersahaja sampai akhir hayatnya. Ia tidak mewariskan kekayaan materi pada keluargnya, kecuali kekayan perjuangan dan idealisme. Kondisi ini hampir sama dengan rumah tempat beliau di lahirkan di Hutapungkut Jae, Kec. Kotanopan, Kab. Mandailing Natal.
Kondisi rumah tempat beliau lahir yang juga tempat kediaman kedua orang tuanya sampai akhir hayata berukuran sekitar 8×6 m ini sangat sederhana. Jauh dari kemewahan, terbuat dari papan, bahkan tiang, dinding, dan lantai sudah mulai keropos. Di bagian dinding pun sudah banyak yang berlubang karena dimakan usia.
Selasa, (20/8), StArtnews Chanel menyambangi rumah tempat lahirnya Jenderal Besar, Abdul Haris Nasution, ini. Seperti rumah kebanyakan di desa, rumah ini seperti rumah panggung, di bagian bawah rumah berjejer kayu bakar. Tangganya terbuat dari kayu, begitu juga lantai rumah. Di ruang tamu terdapat kursi yang mulai rusak dan usang. Rumah ini terdiri dari satu ruang tamu, satu ruang tengah, satu kamar, dan dapur.
Sudah hampir tiga tahun, rumah ini tidak ada yang menempati. Keluarga Jenderal Abdul Haris Nasution tidak ada yang menempatinya. Sedangkan ayahnya bernama Abdul Halim Nasution meninggal tahun 1952, Ibunya Sahara Lubis meninggal tahun 1981. Kedua orang tua jenderal besar ini dimakamkan di TPU Aek Dolok, Hutapungkut Tonga, yang lokasinya tidak jauh dari rumah beliau dilahirkan.
Kepala desa Hutapungkut Jae, Bahren Lubis, yang juga rumahnya berjarak dua meter dari rumah Abdul Haris Nasution dilahirkan mengatakan, kondisi rumah ini memang sudah mulai rusak, apalagi tiga tahun terakhir tidak ditempati. Kayu untuk dinding dan lantai sudah mulai keropos. Kiranya ada perhatian dari Pemerintah untuk merenovasi atau membangun kembali rumah ini. Sedangkan usia rumah ini mencapai 110 tahun.
Ditambahkannya, sepengetahuannya, selama ini bantuan pemerintah untuk merenovasi rumah ini belum ada. Harapannya, pemerintah berkenan merenovasi rumah ini. Sebab rumah ini termasuk bagian sejarah tempat lahirnya Jenderal Besar di Indonesia.
“Menurut cerita orang tua dulu, Abdul Haris sempat tinggal di rumah ini sampai usia 15 tahun. Setelah itu ia melanjutkan pendidikan ke Bukit Tinggi dan kemudian menjadi guru di Bengkulu dan Palembang. Setelah masuk militer, Abdul Haris Nasution sempat pulang ke rumahnya ini sebanyak 4 kali, yaitu tahun 1952 saat ayahnya meninggal dunia, tahun 1966 pasca G30S/PKI. Kemudian sekitar tahun 1976 saat Menteri Luar Negeri dijabat Adam Malik Batubara, dan tahun 1981 saat ibunya meninggal”, ujar Bahren Lubis.
Terlepas dari itu semua, sudah saatnya pemerintah membantu memperbaiki atau membangun kembali rumah ini. Sebab tidak etis rasanya orang yang begitu berjasa untuk Republik ini, tapi kondisi rumah tempat lahirnya memprihatinkan. Momen HUT ke-74 RI ini kiranya sangat tepat untuk memperbaiki dan merenovasi rumah ini.
Reporter: Lokot Husda
Editor: Hanapi Lubis
Topan manru
22 Agustus 2019 at 12:37
Ya..ya.seharusnya TNI bisa merenovasinya Rumah tsb.karna Pak.A.H.Nasution sesepuh TNI.AD.