Langkah Konkret Persiapan Belajar Tatap Muka di Madina

Langkah Konkret Persiapan Belajar Tatap Muka di Madina

Foto: Sekolah di Madina Sudah Melengkapi Sarpras Prokes Covid-19.

SIKAP REDAKSI-Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Nadiem Anwar Makarim telah mengeluarkan kebijakan terkait sekolah tatap muka pada awal semester genap tahun ajaran 2020/2021, tepatnya Januari 2021 mendatang. Keputusan ini diambil setelah melihat dan mengevaluasi Surat Keputusan Bersama (SKB) empat menteri, yakni Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Kesehatan, Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri. Kebijakan itu berupa pembukaan sekolah untuk pembelajaran tatap muka.

Namun, SKB itu mewanti-wanti agar sekolah melakukan persiapan maksimal untuk pembelajaran tatap muka, termasuk persiapan sarana prasarana penunjang protokol kesehetan seperti tersedianya tempat cuci tangan, masker, pengaturan jarak dan penyemprotan disinfektan secara berkala.

Kabupaten Mandailing Natal yang sebelumnya telah ditetapkan sebagai zona merah penyebaran Covid-19 sejatinya telah berhasil mengendalikan penyebaran virus corona. Bahkan saat ini jumlah pasien positif telah mencapai angka 0 (nol) dengan menyisakan 4 pasien kontak erat yang belum selesai masa pantau. Artinya, Madina sudah bisa dikategorikan sebagai zona hijau dan sudah memungkinkan diterapkan pembelajaran tatap muka.

Berdasarkan pengakuan Kepala Dinas Pendidikan Madina, sekolah di Madina sudah siap melaksanakan pembelajaran tatap muka di era normal baru. Sekolah-sekolah yang ada di bawah naungan Dinas Pendidikan telah terlebih dahulu diharuskan menyiapkan sarana prasarana pendukung penerapan protokol kesehatan. Tempat cuci tangan, masker, handsanitizer, cairan disinfektan dan tempat duduk yang berjarak telah disiapkan. Namun, persiapan pembelajaran tatap muka perlu dilakukan dengan menimbang banyak faktor bukan hanya sekadar kesiapan sekolah.

Faktor itu antara lain memastikan warga Madina tidak terkontaminasi virus yang kini telah bermutasi dan lebih kuat itu. Salah satu upayanya adalah tidak adanya perjalanan ke luar Madina untuk kegiatan liburan atau urusan yang tidak benar-benar mendesak. Pemerintah harus melihat ini sebagai satu langkah prioritas dalam pencegahan masuknya kembali virus corona ke Madina. Apalagi saat ini sudah masuk masa liburan sekolah yang disusul perayaan Natal 2020 dan Tahun Baru 2021.

Kerumunan yang memungkinkan bergabungnya orang yang baru masuk ke Madina harus benar-benar dicegah agar tidak terjadi. Pengecekan lalu lalang masyarakat perlu kembali diberlakukan. Toh, Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi pada Jumat 18 Desember lalu telah mengeluarkan Surat Edaran yang mengharuskan pendatang ke Sumatera Utara melengkapi diri dengan surat keterangan hasil test Covid-19, baik itu swab, PCR atau antigen.

Langkah yang ditempuh oleh gubernur tersebut, rasanya perlu ditindaklanjuti oleh Pemerintah Kabupaten Mandailing Natal. Tak elok kalau pemerintah dan Satgas Covid Madina berkali-kali melakukan razia yustisi, polisi tak memberi izin adanya kerumunan seperti Aksi 1812 Jumat lalu di Aek Godang atau sosialisasi penggunaan masker yang masih rutin dilakukan sementara masyarakat diberikas izin lalu lalang keluar masuk Mandailing Natal tanpa ada pemeriksaan.

Keputusan menggelar pembelajaran tatap muka sudah semestinya disambut dengan tangan terbuka. Anak-anak sudah tentu jenuh dan rindu dengan suasana sekolah. Interaksi siswa dengan siswa, guru dengan siswa atau guru dengan guru sangat perlu dalam menunjang perbaikan dan peningkatan mutu pendidikan Madina. Tentu, salah satu langkahnya adalah sekolah tatap muka. Kemudian, pembelajaran jarak jauh pada nyatanya tidak begitu efektif, yang terjadi justru kekerasan dalam rumah tangga terhadap anak meningkat, kekhawatiran terjadinya putus sekolah juga sangat tinggi, dan perkembangan anak sudah pasti terganggu jika Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) tetap dilanjutkan.

Maka dari itu, kesiapan sekolah, pemerintah dan terlebih masyarakat mutlak perlu diperhatikan secara maksimal demi menunjang peningkatan mutu generasi masa depan Madina. Meski mereka bukan anak kandung kita dan meski jumlah mereka hanya sekitar 20% di antara kita tetapi mereka itu 100% masa depan Madina, agama dan bangsa ini. Sudah selayak dan sepatutnya mereka menjadi prioritas, termasuk pendidikannya.

Tim Redaksi StArtNews

Komentar Anda

komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Scroll To Top
Request Lagu
Loading...