Panyabungan, StArtNews-Kejadian pembukaan keran tabung yang mengandung gas beracun H2S oleh PT SMGP tanpa pemberitahuan yang intensif kepada warga berujung kematian 5 warga Desa Sibanggor dan puluhan lainnya terpaksa dirawat di rumah sakit, Senin (25/1).
Satu hari pasca kejadian, pihak perusahaan seperti menghilang dari peredaran. Padahal sebelum kejaidan, External Affairs PT SMGP, Krisna Handoyo sering muncul di media untuk menyampaikan berbagai kegiatan atau bantuan perusahaan kepada warga, terutama terkait pembinaan kelompok tani.
Hal ini diketahui dari penuturan warga yang menjadi korban. Mereka menyebut pihak perusahaan tidak hadir mulai dari kejadia sampai pada pemulangan warga dari rumah sakit pada Selasa (26/1).
Bahkan untuk pemulangan warga yang menjadi korban akhirnya difasilitasi oleh RSUD Panyabungan. Sementara untuk biaya pengobatan dibebankan kepada Pemerintah Kabupaten Mandailing Natal.
Kariamin, salah satu warga Desa Sibanggor julu kepa StArtNews menyampaikan tidak ada penanganan dari pihak perusahaan saat kejadian.
Lebih lanjut, Kariamin mengungkapkan ia telah berusaha menghubungi salah satu pihak perusahaan atas nama Roby, tapi yang bersangkutan mengaku sedang berada di Jakarta.
Sebelumnya diberitakan 5 warga meninggal dan puluhan lainnya dirawat di RSUD Panyabungan akibat menghirup gas H2S milik perusahaan PT SMGP. Pasca kejadian banyak warga yang trauma dan memilih untuk mengungsi.
Reporter: Roy Adam
Editor: Hanapi Lubis
Pa pendat kalin kalo seperti ini jadinya di daerah lembah Sorik Merapi/di sekitar smgp dan para masyarakat nya.seharus nya pihak PT smgp tanggung jawab dan tingkat lanjuti atas kejadian yg tidak di ingin kan sampe menelan korban dan jgn sampai ada korban berikut nya………